News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mudik Lebaran 2016

Kisah Para Pencuci Kereta: Tak Bisa Mudik, Cuma Punya Satu Hari Libur Reguler

Penulis: Yurike Budiman
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pencuci kereta di Stasiun Pasar Senen, Minggu (10/7/2016), dalam dua jam mereka harus mencuci setiap kereta yang datang.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yurike Budiman

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak banyak yang memperhatikan, ada sejumlah orang yang berjasa saat sebagian warga Jakarta mudik saat Lebaran.

Seperti halnya para pencuci gerbong kereta yang ditemui Tribunnews.com di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Pekerjaan mereka mungkin tidak mencolok namun butuh pengorbanan demi kenyamanan para penumpang kereta.

Dicky Fadhilah (28), salah satu pencuci gerbong kereta terlihat  sibuk bekerja bersama dua rekannya. Ia dengan giatnya membersihkan badan Kereta Api Menoreh, yang baru tiba di Stasiun Pasar Senen pukul 15.00 WIB, Minggu (10/7/2016).

Bermodalkan seember air campuran sabun, selang untuk air bersih, dan sikat bergagang panjang, ia dan kedua rekannya bekerja sama mencuci 11 gerbong kereta yang panjangnya mencapai 220 meter.

"Kerja begini gak ada liburnya. Mau bagaimana lagi, Lebaran ya di sini, nyuci kereta. Kalau kita pulang, siapa yang nyuci kereta?" ujar pria yang sudah bekerja sebagai pencuci kereta selama 1 tahun 6 bulan tersebut.

Dicky dan teman satu timnya mengaku selama masa Lebaran ini ia hanya diberi libur satu hari dari yayasan penyalur tenaga kerja (outsourching) untuk bagian cleaning service yang menaunginya.

Hal senada juga diungkapkan oleh seorang temannya yang bernama Albertus Heriko (23).

"Gak dikasih libur, ya masuk saja reguler hanya libur satu hari. Apalagi kalau Lebaran begini, cuci kereta bisa lima rangkaian. Hari biasa hanya dua rangkaian," ujar Heriko sembari menyikat badan dan jendela kereta.

Mereka harus melakukan pekerjaannya saat kereta baru saja datang dari berbagai daerah.

"Ini kan dicuci setiap datang, jadi misalnya seperti ini tadi berangkat dari Semarang, tujuan Stasiun Pasar Senen, ya pasti dicuci dulu sesampainya di sini. Nanti berangkat lagi malam, untuk keberangkatan selanjutnya," jelasnya.

Walau pekerjaannya dalam satu tim berisi 14-15 orang, ia tetap mengaku ada bagian yang sulit untuk dibersihkan.

"Ya kan yang nyuci hanya tiga, sisanya di dalam gerbong. Tapi kalau menurut saya yang paling susah itu kayak sudut-sudut kecil kayak sisi samping kecil kereta dan kaca," cerita Riko.

Dalam satu tim, menurut Heriko, terbagi beberapa orang dalam mengemban tugas masing-masing.

Tiga orang pencuci kereta, tiga orang membersihkan di dalam. Sisanya seperti menyapu, membersihkan toilet, ngepel, dan satu tim job.

"Tim job ini nanti yang bersihin apa yang tidak bisa dijangkau oleh kami seperti sudut-sudut yang saya bilang," ujarnya.

Walau pekerjaan yang mereka emban harus merelakan waktunya saat orang lain bisa merayakan hari yang fitri bersama sanak keluarga, mereka tetap menjalankannya dengan senyum dan tawa.

Seperti Hardi Setiawan salah satu pencuci kereta yang menuturkan pekerjaan seperti ini termasuk pekerjaan yang menyenangkan.

"Kalau pembersih kereta berbeda dengan di gedung. Pekerjaan kita bisa beda-beda, bisa main mesin juga. Senangnya lebih luang kalau kerja begini," tuturnya.

Walau begitu mereka harus berhadapan dengan segala cuaca.

"Kalau enggak enaknya cuaca panas ya kepanasan, hujan ya hujan-hujanan," tutur pria berumur 23 tahun tersebut.

Pekerjaan ini tak bisa dianggap enteng, konsentrasi dan kehati-hatian dalam bekerja sangat diperlukan.

"Ya harus hati-hati juga takutnya ada yang lewat, gak boleh meleng kita," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini