TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mendapat pujian dari sejumlah sopir dan kernet truk sampah di TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Pujian diberikan lantaran para sopir dan kernet telah diberikan kendaraan operasional, yakni truk sampah yang baru pada Januari tahun 2015 lalu.
"Ya saya salut, lah, buat Pak Ahok (sapaan Basuki). Kalau bukan Pak Ahok, mungkin belum ada truk sampah baru kali sampai sekarang," kata Suria (44), salah satu sopir truk sampah kepadaKompas.com, Selasa (19/7/2016).
Suria punya pengalaman membawa truk sampah yang usianya sudah cukup tua, beberapa tahun lalu.
Ketika sedang mengangkut sampah menuju Bantargebang, as salah satu roda truknya patah hingga menyebabkan macet di ruas jalan tol tersebut.
"Itu macetnya enggak kira-kira. Saya patah as sudah pernah, ban pecah juga pernah. Dengar-dengar, nanti mau ada truk baru lagi kan," tutur Suria.
Sopir truk yang lain, Marda (39), menilai kapasitas Basuki sudah pas sebagai seorang pemimpin. Namun, Basuki dianggap belum menjadi pemimpin yang pengertian.
"Gubernurnya bagus, tapi harusnya sih perhatian sama kami-kami. Sudah macam kuli saja kami, kan. Hari libur harus masuk, gajinya masih lebih kecil dari PNS yang kantoran. PNS enak dapat TKD (Tunjangan Kinerja Daerah), kita mana ada?" ujar Marda.
Rata-rata sopir dan kernet truk sampah berstatus PHL (Pekerja Harian Lepas) dengan gaji per bulan sesuai dengan Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp 3,1 juta.
Meski begitu, masih banyak sopir dan kernet yang harus "nombok" untuk membayar solar dan uang tol mereka setiap hari saat bekerja.