TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Juru bicara Yayasan Peduli Kucing, Kinanti berpendapat, seringkali sebagai manusia kita lupa bahwa di bumi ini kita berbagi ruang hidup bukan hanya dengan sesama manusia, namun juga dengan ratusan, bahkan ribuan, spesies hewan dan tanaman. Seringkali pula, kita malah cenderung tidak peduli, bahkan meremehkan atau menganggap keberadaan makhluk hidup lain sebagai gangguan atau sesuatu yang kotor, menjijikkan. Salah satu makhluk hidup lain yang eksistensinya kerap bersinggungan dengan keseharian kita adalah kucing.
"Sayangnya, masih banyak sekali orang yang beranggapan bahwa kucing adalah makhluk yang mengganggu, kotor bahkan menjijikkan, dan masih banyak pula yang tidak segan untuk menyakiti hingga membunuh kucing yang didorong oleh pandangan negatif tersebut," kata Kinanti pada acara hari Anak Indonesia yang bertajuk "Anak Indonesia Sayang Kucing" di Petogogan, Jakarta Selatan, Minggu (24/07/2016).
Menurut Kinanti, masih banyak orang yang menganggap mereka yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap hewan, terutama kucing, sebagai orang yang aneh dan tidak keren.
"Acara ini bertujuan untuk mengubah pandangan tersebut sejak usia dini, lewat berbagai kegiatan yang bukan hanya menyenangkan, namun juga mendidik," ujarnya.
Ketua panitia sekaligus ketua Peduli Kucing, Qory mengatakan bahwa tujuam kegiatan ini agar masyarakat khususnya anak-anak makin sadar pentingnya peduli hewan dan lingkungan.
"Anak-anak agar mengerti bahwa peduli akan hewan dan lingkungan itu adalah hal yang keren, dan harapan kami, mereka dapat menularkan pandangan tersebut ke teman-temannya," jelas Qory.
Selain itu, sambung Qory, dalam acara ini para orangtua peserta juga mendapat penjelasan mengenai pentingnya sterilisasi kucing. Meskipun masih banyak kontroversi terkait praktik ini, dengan anggapan bahwa mensterilisasi kucing berarti mencabut hak mereka untuk bereproduksi, namun perlu diingat bahwa kucing yang disterilisasi sudah terbukti memiliki kondisi yang lebih sehat, masa hidupnya lebih panjang dan populasinya pun terkendali.
Selama acara ini, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain adalah lomba menggambar, lomba mewarnai bantal kucing serta berbagai games berhadiah. Yang paling spesial, semua peserta mendapatkan kesempatan untuk foto bersama kucing di ruangan khusus dan kemudian dicetak dalam format polaroid.
Di samping itu, para pendamping anak pun dipersilahkan untuk mengambil foto anak atau kegiatan selama acara untuk dikompetisikan dalam lomba foto di Twitter dan Instagram.
"Hal ini pun merupakan sebuah bentuk kampanye yang efektif dalam meningkatkan kesadaran publik akan semangat dan inisiatif Peduli Kucing, dan pada akhirnya menularkan hal tersebut ke khayalak ramai," pungkasnya