TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Adinda Agustina (16) satu dari remaja yang menjadi korban salah pergaulan di sosial media. Gadis bertubuh sintal ini dibawa kabur oleh dua orang remaja pada akhir pekan kemarin berkenalan melalui Blackberry Massager (BBM).
Perkara tersebut merupakan potret kelam dari pergaulan di era informatika ini. Kasus ini pun bagian dari secuil permasalahan yang kerap kali terjadi di sosial media.
Para remaja nan masih labil itu mudah larut berkenalan di jejaring media sosial. Mereka gampang terbujuk rayu dan menuruti segala keinginan para pelaku yang baru dikenalnya ini.
Adinda yang akrab disapa dengan sebutan Geboy itu sudah tiga hari hilang dari rumahnya. Ia berkenalan dengan seorang pria dan berniat untuk ketemuan.
"Awalnya anak saya ini kenal cowok di Facebook. Terus tukeran pin BBM," ujar Afendi (49) ayahanda Adinda saat ditemui Warta Kota di kediamannya Jalan Pesing Gadok RT 04 / RW 04 Nomor 43 Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Selasa (26/7/2016).
Peristiwa perkenalan itu berlangsung seumur jagung. Dalam waktu sehari Adinda dengan teman kenalannya ini berkomunikasi secara intens.
Kejadian itu berlangsung pada Jumat (22/7/2016) lalu. Keduanya berjanji kopi darat di Gang H. Suhalim samping Masjid Al Falah, Jalan Anggrek Cendrawasih, Palmerah, Jakarta Barat.
"Baru sehari kenal, langsung diajak ketemuan," jelasnya.
Sosok lelaki yang berkenalannya ini berinisial MF (15). Pria itu bermukim di Jalan Bambu II RT 02 / RE 06 Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.
Perempuan yang baru duduk di bangku SMP kelas 3 tersebut kemudian dibawa oleh MF ke tempat tongkrongannya di daerah Srengseng. Ia dibonceng oleh kenalannya ini dengan menggunakan sepeda motor.
"Saya panik, ini anak ke mana belum pulang juga sampai seharian gini. Makanya saya langsung lapor ke Polsek Palmerah," ucap Afendi.
Afendi mengungkapkan putrinya itu keluar rumah hanya membawa tas kecil dan telepon genggam. Tidak terlihat kalau Adinda membawa sebuntel pakaian untuk melarikan diri.
"Dia keluar rumah enggak bawa apa - apa, saya takut kalau dia diculik," katanya.
Pikiran Afendi kala itu semakin smerawut. Bahkan dirinya mencari tahu hingga meminta bantuan orang pintar atau dukun.