"Kalau kata orang pintar, anak saya ini dibawa kabur hingga ke luar kota," tutur Afendi.
Afendi merasa terpukul dengan kehilangan buah hatinya itu. Perasaannya semakin tak menentu sembari mencari putrinya tersebut.
"Saya telepon enggak aktif nomornya, teman - temannya juga enggak pada tahu kalau dia di mana," papar Afendi terlihat sedih.
Lambat waktu, polisi pun menemukan titik terang akan keberadaan pelaku. Tersangka MF pun berhasil diamankan aparat di kediamannya.
Namun sayangnya Adinda saat itu tak bersama tersangka. Dari interogasi yang dilakukan polisi, MF mengaku kalau Adinda dibawa kabur oleh lelaki berinisial HB (20).
HB merupakan teman tongkrongan MF. Adinda dikenalkan ke HB lewat perantara MF.
Namun aparat kesulitan untuk mencari tahu keberadaan HB dan Adinda ini. Polisi sudah melakukan penggerebekan di rumah HB, namun tersangka tidak berada di tempat.
"MF diancam oleh HB, kalau kasih tahu lokasi persembunyiannya, MF akan dibunuh HB," ungkap ayah Adinda yang juga sempat bicara dengan MF di Mapolsek Palmerah.
Setelah penangkapan MF, kabar baik pun menghampiri Afendi. Tiba - tiba saja dirinya mendapatkan pesan singkat (SMS) dari putrinya yang hilang ini.
"Papa aku mau pulang, tapi jangan dimarahi ya," begitu lah isi SMS dari Adinda yang dikirim ke ayahandanya.
Afendi pun segera merespon pesan dari anak gadisnya itu. Pada Senin (25/7/2016) malam Adinda meminta dijemput oleh ayahnya di Binus, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
"Saat saya sudah ketemu Adinda, dia langsung diperiksa oleh para polwan," ucap Afendi.
Kendati demikian Adinda tampak menyembunyikan sesuatu saat diberondol pertanyaan oleh petugas. Polisi tak menemukan tanda - tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Dia enggak mau terus terang kejadian apa saja yang dialaminya saat dibawa kabur para pelaku. Tapi saat itu dia memang sedang haid. Dia dibawa naek motor sama HB sampai ke Puncak, Bogor," kata Afendi.