News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Anak Nasional

Standardpen Bersama 800 Sahabat Anak Marjinal Menulis Surat “Gizi untuk Prestasi”

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peringati Hari Anak Nasional, 800 anggota Sahabat Anak Marjinal dari Jabodetabek, terdiri atas anak jalanan, anak gerobak, anak keluarga tidak mampu, belajar menyampaikan aspirasinya melalui surat bertulis tangan yang digelar di Jambore Sahabat Anak di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan (30/7/2016). Kegiatan menulis surat yang mengusung tema ‘Gizi untuk Prestasi’ ini digagas oleh PT Standardpen Industries, perusahaan alat tulis aseli Indonesia melalui program sosial satu juta bolpoin untuk anak Indonesia. Standardpen ingin mengajak warga dunia mengembalikan tradisi lama menulis dengan tangan sekaligus peduli terhadap perlindungan anak.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Hari Anak Nasional yang sedianya diperingati pada 23 Juli 2016 menjadi momentum yang tepat untuk perlindungan dan kesejahteraan anak.

Hari ini (30/7/2016), 800 anggota Sahabat Anak Marjinal dari Jabodetabek, terdiri atas anak jalanan, anak gerobak, anak keluarga tidak mampu, belajar menyampaikan aspirasinya melalui surat bertulis tangan yang digelar di Jambore Sahabat Anak di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan.

“Tahun ini Jambore Sahabat Anak mengangkat tema ‘Gizi untuk Prestasi’ sebagai bagian dari upaya mengangkat Perlindungan Anak Melalui Keluarga. Kami ingin mengajak semua pihak aktif terlibat dalam mendorong hak-hak anak mendapatkan gizi yang cukup untuk menunjang prestasi mereka,” kata Yanuarisan Maseh, koordinator Jambore Sahabat.

Kegiatan menulis surat ini digagas oleh PT Standardpen Industries, perusahaan alat tulis asli Indonesia yang gencar melakukan gerakan mengajak anak Indonesia kembali menulis dengan tangan. Program ajakan menulis ini digenapi dengan membagikan satu juta bolpoin untuk anak Indonesia.

Dukungan Standardpen diberikan demi membantu mengembalikan semangat anak-anak dalam menjalani pendidikan. Selain itu, Standardpen ingin mengembalikan tradisi lama yang mulai ditinggalkan karena kemajuan teknologi perangkat digital. “Dalam kesempatan ini kami mengajak anak-anak & relawan untuk melestarikan kebiasaan menulis tangan yang dapat mengasah kinerja otak,” kata CEO Standardpen, Megusdyan Susanto.

Sebagaimana diketahui, budaya literasi di Indonesia masih sangat rendah. Data UNESCO menyebutkan persentase minat baca Indonesia sebesar 0,01% atau hanya 1 : 10.000. Bagaimana dengan nasib budaya menulis? Masih jauh dari harapan.

Dalam kesempatan ini relawan bekerja sama dengan Standardpen mengajarkan Sahabat Anak Marjinal untuk memahami betapa pentingnya asupan gizi dalam meraih pendidikan yang berprestasi. “Perlindungan anak atas gizi harus diketahui dan dipahami semua pihak, yakni anak dan orang tua, karena makanan sehat yang bergizi sangat penting untuk menunjang aktivitas belajar,” kata Megusdyan.

Pada Jambore Sahabat Anak yang ke-20 ini Standardpen merasa bahagia dapat berbagi alat tulis untuk anak-anak marjinal. Tema surat ‘Gizi untuk Prestasi’ yang diambil dari tema besar Jambore tahun ini sejalan dengan misi perusahaan yang mengharapkan dapat turut melahirkan generasi yang berprestasi. “Kami tidak ingin hanya menjadi perusahaan pembuat bolpoin, tapi ada yang lebih penting lagi, yakni dapat berkontribusi melahirkan generasi berprestasi,” tutur Megusdyan.

Standardpen merupakan perusahaan yang peduli terhadap dunia pendidikan dengan berkomitmen penuh menghasilkan alat tulis yang dibutuhkan oleh anak sekolah. Salah satu alasan yang mendasari Standardpen melakukan gerakan ‘Satu Juta Bolpoin untuk Anak Indonesia’ tersebut karena sekarang ini anak Indonesia termasuk dalam generasi 2.0 yang lebih akrab dengan gawai (gadget) dan internet, ketimbang alat tulis.

Hasil riset Harvard University, Amerika Serikat, menjelaskan bahwa ada lima manfaat menulis bagi anak-anak. Mengurangi stres, belajar mengeluarkan pendapat secara bijak, belajar merangkai kata, melatih kesabaran, serta menambah ilmu dan wawasan.

Dalam kesempatan ini Megusdyan bercerita perihal pembuatan bolpoin yang sangat kompleks. Untuk menghasilkan satu batang bolpoin dibutuhkan mesin yang kuat, disiplin, quality control yang ketat, serta bahan yang bermutu. “Dari satu batang bolpoin saja proses yang dilalui sangat rumit dan dibutuhkan ketelitian,” urainya.

Selain kota-kota tersebut, Standardpen secara terus-menerus menyalurkan bantuan alat tulis ke pelosok-pelosok negeri untuk membantu anak-anak yang membutuhkan. “Selain membagikan bolpoin, Standardpen membagikan buku tulis dan tas sekolah sebagai program corporate social responsibility (CSR) Standardpen,” kata Shara Christanti, Public Relations PT Standardpen Industries.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini