TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Keputusan PDI-P merupakan salah satu hal yang ditunggu-tunggu menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Apakah partai dengan jumlah kursi terbanyak di DPRD DKI itu akan mendukung Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atau mengusung calon sendiri dan berkoalisi dengan partai lainnya?
Keputusan akan hal itu akan diumumkan setelah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri memutuskan siapa cagub yang diusung PDI-P.
Penolakan internal
Namun suara kader yang berada di DPD PDI-P DKI Jakarta sudah bulat. Mereka menetapkan untuk tidak mendukung Ahok.
Pelaksana tugas Ketua DPD PDI-P DKI Bambang DH siap pasang badan untuk kader di tingkat Provinsi DKI Jakarta itu.
Bambang mengacu kepada hasil reses anggota Fraksi PDI-P di DPRD DKI.
Sebanyak 28 anggota Dewan turun ke masyarakat sambil menyerap keinginan soal pemimpin mereka.
Kata Bambang, hasil reses menyatakan mayoritas masyarakat sudah tidak menginginkan Ahok.
"Saya sebagai pimpinan di PDI-P DKI, saya sudah laporkan ke Bu Ketum (Megawati). Bu Ketum, saya sudah dengar suara rakyat, mayoritas sudah tidak menghendaki incumbent ini," ujar Bambang di acara pelantikan kader di Kantor DPD PDI-P DKI, Jalan Tebet Raya, Jakarta Selatan, Minggu (31/7/2016).
Dengan adanya hasil reses itu, Bambang merasa wajib untuk memperjuangkannya.
Namun, kata Bambang, dia tidak bisa berjuang sendirian. Bambang mengajak seluruh kader PDI-P di DKI untuk ikut memperjuangkan kehendak warga Ibu Kota yang tidak menginginkan Ahok kembali menjadi gubernur.
Karena itu, Bambang mengajak kader untuk tidak takut dan ragu. Dia siap pasang badan terhadap segala risiko.
"Di DKI yang bertanggung jawab saya, jadi enggak usah takut-takut. Nanti kalau dipecat ya yang dipecat kan saya. Kalau kalian ragu-ragu, itulah sumber kekalahan. Saya harap enggak ada yang ragu. Kalau ragu, semua pulang saja," ujar Bambang.