TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sebanyak 50 massa bayaran yang ikut menyerbu Trisakti, digelandang ke Polda Metro Jaya, Rabu (24/8/2016).
Sebelumnya kericuhan terjadi di Trisakti terkait pemilihan Rektor yang dinilai cacat prosedur.
Massa bayaran yang ditangkapi, berasal dari Depok, Simprug-Jakarta. Selatan, dan Sudirman-Jakarta Selatan.
Mereka berasal dari berbagai pekerjaan dan bukan mahasiswa. Ada yang pekerja laundry, pekerja bangunan, sampai pria-pria tegap penjaga lahan kosong.
Andre Leimena (28), salah satu massa bayaran, mengatakan, dia dikoordinir oleh seorang lelaki bernama Zul.
"Kami hanya disuruh datang saja kesini. Tak tahu mau ada apa," kata Andre kepada Wartakotalive.com, siang ini.
Dia datang bersama 6 rekannya dan dibayar Rp 150.000.
Ada pula Mohammad Nurdin (28), pekerja bangunan yang sedang menganggur, mengaku dibayar Rp 130.000 untuk datang ke Trisakti.
Dia datang bersama rombongannya sebanyak 38 orang dari Simprug-Jakarta Selatan.
Nurdin mengaku kaget begitu datang keributan sudah terjadi. "Kami itu dibilangnya datang untuk jaga mahasiswa saja," kata Nurdin yang bertubuh kecil ini.
Makanya dia kaget, begitu diturunkan dari bus ternyata sudah ramai disana. Tambah kaget begitu dirinya digelandang polisi.
Nurdin mengaku hanya ikut untuk cari tambahan saja. Sebab dia belum punya panggilan sebagai pekerja proyek lagi.
Selain Nurdin, ada pula Dila (32), penjaga rumah laundry yang sedang libur. Dila kelihatan kebingungan ketika polisi mendatanya di Polda Metro Jaya. (Theo Yonathan Simon Laturiuw )