TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PDIP meminta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok realistis jadi Cawagub jika ingin diusung di Pilkada DKI.
Hal itu dinilai oleh Pengamat politik dari Indonesia Parliamentary Center (IPC) Sulastio, hanya sebagai "gertakan" PDIP kepada Ahok.
"Saya kira itu bagian dari "gertak" ala PDIP dalam menyikapi sikap Ahok yang seolah enggak butuh PDIP," ujar Sulastio kepada Tribunnews.com, Rabu (24/8/2016).
Menurutnya, gertakan itu juga menunjukkan makna Partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu membutuhkan hadirnya sosok Ahok yang memiliki elektabilitas tinggi di Pilkada DKI 2017.
"Di tengah PDIP yang juga belum menentukan sikap, ini juga menunjukkan bahwa mereka berharap Ahok karena elektabilitasnya yang tinggi," ujarnya.
Dia menilai antara PDIP dan Ahok yang terjadi adalah saling menunggu kehadiran salah satu pihak alias siapa yang mengalah.
"Ini hanya semata soal saling tunggu," ujarnya.
Karena itu, hingga kini pula kata dia, baik PDIP dan Ahok masih saling melempar pantun dan belum memutuskan sikap.
Sebelumnya diberitakan, calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diminta realistis bila ingin diusung PDI Perjuangan di Pilkada DKI.
Demikian dikatakan Politikus PDIP Masinton Pasaribu di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (23/8/2016).
"Kita melakukan simulasi internal yang paling mungkin. Bila Ahok mau didukung PDIP harus realistis jadi Cawagub," kata Masinton.
PDIP, kata Masinton, akan mengkomunikasikan simulasi internal tersebut kepada tiga partai pengusung Ahok.
Tiga simulasi pasangan tersebut yakni Djarot Syaiful Hidayat-Ahok, Tri Rismaharini-Ahok dan FX Hadi Rudyatmo-Ahok.