TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Warga yang tinggal di RW 04, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, sejatinya mengetahui akan adanya penertiban rumah dan kios mereka yang berada di pinggir jalur kereta api listrik sejak tahun 2015.
Namun rasa solidaritas antar warga membuat mereka bertahan hingga Pemerintah Kota Jakarta Selatan benar-benar melaksanakan pembongkaran hari ini, Kamis (1/9/2016) pagi.
Seorang pengelola Panti Asuhan Yayasan Shohibul Istiqomah, Dina, mengatakan warga sebenarnya sudah mendapatkan surat peringatan ketiga dari Pemkot Jaksel.
"Kami sudah lama tahu kalau akan ada penggusuran. Tapi kalau salah satu dari kami pindah, berarti kami tidak kompak," kata Dina.
Sementara itu, Maman (38), mengaku akan tetap tidur dipinggir jalan Rawajati Barat 3, didepan rumahnya yang dibongkar.
Dengan bermodalkan terpal dan etalase ia pun membuat sket ruangan dipinggir jalan tersebut.
"Kami akan tetap bertahan disini, sampai pemkot Jaksel memberikan tempat relokasi," katanya.
Menurutnya, aksi itu dilakukan lantaran sebelumnya walikota Jakarta Selatan berucap, tidak akan melakukan penertiban sampai pihaknya menyediakan tempat di wilayah Jakarta Selatan.
Namun, rumah tinggal belum disediakan, tahu-tahu rumahnya rata dengan tanah.
"Kami akan tetap disini sambil menunggu janji walikota," katanya.
Ayah tiga anak ini menjelaskan, sebenarnya kalau pemerintah mau menepati janjinya maka dia pun bersama keluarganya dapat dengan ikhlas meninggalkan rumah tersebut.
Terlebih, rumah yang selama ini, sudah ia tempati sejak belasan tahun lalu.
"Kami mau dibina, tapi kenapa tahu-tahu malah dibinasakan," kata Maman.
Sebelumnya diberitakan, puluhan rumah di kawasan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, ditertibkan petugas.
Sempat terjadi bentrokan saat warga mencoba menghadang petugas Satpol PP yang akan membongkar bangunan tersebut.