TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi disebut centeng atau suruhan orang oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Sebutan centeng dilayangkan Ahok, karena hunian warga di wilayah Jakarta Barat digusur.
Dua orang warga bernama Linarti Dewi Santoso dan Andre (45) mengadu ke Ahok.
Rumah mereka digusur oleh Pemerintah Kota Jakarta Barat.
Rumah Linarti dan Andre yang dibongkar berada di Kerandang Utara, nomor 19 RT 12 RW 3, Tambora, Jakarta Barat. Mereka sebut Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi salah sasaran rumah yang digusur.
"Bukan centeng, kita kan pemerintah melaksanakan tugas," ujar Anas saat dihubungi wartawan, Kamis (22/9/2016).
Anas menjelaskan, Pemerintah Kota Jakarta Barat menertibkan bangunan Linarti dan Andre karena berdiri di atas lahan milik orang lain. Hunian yang didirikan tak berizin.
"November 2015, bangunan itu kita menertibkan diatas milik warga, itu milik orang, dia nempatin tanpa izin," kata Anas.
Anas menambahkan, sebelum penggusuran dilangsungkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan warga.
Kemudian, warga yang tidak terima huniannya digusur, telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
"Gugatannya ditolak. Mungkin dia kurang puas lapor ke Pak Gubernur (Ahok). Itu masalah sudah selesai. Nanti akan kita jawab besok, kita rapat terus nanti akan lapor ke Pak Gubernur," kata Anas.
Sebelumnya diberitakan, setibanya di Balai Kota, Ahok mendapat keluhan dari warga.
Mereka mengadukan tindakan kesewenang-wenangan Pemerintah Kota Jakarta Barat.
Mendengar pengaduan itu, Ahok langsung mengkonfirmasi Anas dengan telepon pintarnya.
"Eh Pak Wali, kamu bongkar-bongkar rumah orang salah alamat lagi. Ini ada pengaduan saya lihat kamu ngaco," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (22/9/2016).
Dikatakan Ahok melalui telepon dengan Anas.
Ahok meminta Anas mengurusi dugaan salah bongkar rumah warga ini.
"Nanti urus sama orang saya ini, tanyain sama dia yang mana. Sertifikatnya di mana, yang dibongkar dimana. Jangan jadi centeng-centeng orang lu," kata Ahok.