TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Duka karena merasa sedih mendalam akibat kehilangan mendalam masih dirasakan oleh Darso (56), suami dari Sri Hartati (52) sekaligus kakek dari Aisyah Zahra Ramadhani (8), korban tewas dalam tragedi robohnya Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Robinson, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Sabtu (24/9) kemarin. Berbeda dengan putrinya, Oktavia Aryani (29) ibu kandung Aisyah yang kerap kali pingsan, Darso terlihat tabah ketika melepas keduanya dengan Adzan saat berada di liang kubur.
Ramainya suasana iring-iringan pengantar jenazah yang berbaur dengan belasan wartawan sejak jenazah tiba di muka gerbang Tempat Pemakaman Umum (TPU) Srengseng Sawah seketika hening saat kedua jenazah mulai dibaringkan di depan liang kubur. Takbir yang mengiringi kedatangan jenazah pun hanya diucapkan pelan oleh pihak keluarga.
Darso yang mengenakan baju koko dan celana hitam mulai turun dan mempersiapkan pembaringan istrinya yang terakhir dengan dua orang kerabatnya. Satu per satu warga Gang Damai Cagar Alam, RT 05/RW 06, Pancoran Mas, Depok itu membaringkan istri yang dilanjutkan dengan cucunya.
Walau air mukanya masih menyiratkan kesedihan, pria yang kesehariannya berprofesi sebagai pengemudi angkutan umum itu terlihat tegar, khususnya ketika menggendong istrinya untuk dibaringkan di dalam liang. Tidak ada air mata yang menetes, dirinya terlihat serius menempatkan bulatan tanah dan melepas tali kafan yang membungkus tubuh istrinya.
Suasana hening kembali berlanjut saat Darso mulai mengumandangkan Adzan sebagai tanda melepas kepergian istrinya. Tidak ada kalimat yang terucap dari pihak keluarga ataupun pelayat yang hadir hingga keduanya selesai dimakamkan.
"Saya sudah ikhlas, mungkin sudah jalannya. Saya cuma minta untuk semuanya doakan istri dan cucu saya, kalau ada kesalahan mohon dibukakan pintu maaf," ungkapnya usai pemakaman.
Walau dirinya mengaku tidak akan menuntut atas kematian istri dan cucunya, dirinya berharap agar cucu keduanya, yakni Abiyualfaiq (5) yang kini, masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu dapat diselamatkan.
"Saya tidak akan menuntut, saya justru berterima kasih untuk bantuan ambulance dan pemakaman ini dari pemerintah. Saya cuma minta supaya cucu saya diselamatkan, cuma itu," katanya, lirih. (Dwi Rizki)