News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Komisi VIII DPR Minta Pengelola Videotron Tayangkan Film Mesum Bertanggungjawab

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Videotron di kawasan Jakarta Selatan yang diduga menayangkan video porno pada Jumat (30/9/2016) siang.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR Muhammad Ali Taher Parasong mendesak kepolisian mengusut videotron yang menanyangkan potongan film porno. Ia mengharapkan pengelola videotron tersebut yang menayangkan potongan film porno tersebut ditindak sesuai aturan hukum yang berlaku.

"Pihak aparat penegak hukum agar  segera menyelidiki sebab penayangan reklame yang mengandung unsur pornografi itu sesuai dengan peraturan yang berlaku karena tidak pantas dan merusak nilai moral maupun agama," kata Ali ketika dikonfirmasi, Jumat (30/9/2016).

Politikus PAN tersebut menegaskan, apapun alasannya baik disengaja atau tidak disengaja, kejadian itu merupakan hal yang tercela. Pemegang hak reklame agar di  mintai pertanggungjawaban secara hukum apakah ada unsur kesengajaan atau kelalaian.

" Secara Undang Undang hal tersebut sudah melanggar hukum dan bisa dikenakan UU Pornografi, namun dirinya menyerahkan seluruhnya kepada aparat penegak hukum," kata Ali Taher.

Ia pun mempertanyakan sikap Pemerintah Provinsi DKI terkait kejadian tersebut. Oleh karenanya dirinya mengharapkan agar Gubernur DKI beserta jajarannya dapat melakukan evaluasi.

" Jangan sampai ini terjadi kembali di kemudian hari, jangan hanya mengejar keuntungan semata, namun merusak moral bangsa dengan menayangkan hal hal yang tercela," katanya.

Sebelumnya,  Warga Jalan Wijaya I, di perempatan Masjid Syarif Hidayayullah, Jakarta Selatan, digegerkan videotron memutarkan potongan adegan video porno, pada Jumat (30/9/2016).

Berdasarkan video yang diterima, ada adegan porno seorang perempuan sedang melakukan adegan asusila.

Video itu terputar di sebuah browser komputer. Saat video diputar, sejumlah orang terlihat berkerumun di bawah videotron untuk menyaksikan video porno itu.

Tak hanya pejalan kaki, sejumlah pengendara sepeda motor tertarik menengok adegan tak senonoh itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini