TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Mutmainah (28) punya banyak teman semasa sekolah di SMA 56 Jakarta. Dia periang. Hampir setiap hari ada saja rekannya yang main ke rumah.
"Kakak saya itu periang. Dia sama anak kecil saja ramah sekali," kata Mohamad Riswandi alias Aris (27), adik bungsu Mutmainah.
Dia menyelesaikan bangku SMA di tahun 2005. Lalu kemudian bekerja menjadi caddy golf.
Selama menjadi caddy golf, Mutmainah menjalankan impiannya.
Kakaknya, Mohamad Wahidin (35), bercerita bahwa Mutmainah sangat ingin menyenangkan kedua orangtuanya.
Saat dia jadi caddy golf itulah semuanya ia lakukan. Mengajak jalan-jalan kedua orangtuanya dan bersenang-senang.
Tapi semuanya berubah usai Mutmainah mengenal Aipda Deni Siregar pada akhir 2009.
Setelah perkenalan itu, Mutmainah mendapat panggilan sayang 'Imut' dari Aipda Deni. Hubungan itu pun berlanjut.
Kisah cinta itu putus setelah Imut tahu bahwa Aipda Deni sudah punya istri dan anak.
Dia pun sedih dan menangis. Lalu kerap diam dan terbengong-bengong sendirian.
Saat itulah Imut bercerita ke kakaknya, Juleha (34) dan iparnya bahwa keperawanannya sudah direnggut oleh Aipda Deni.
Bertambah galau lantaran Aipda Deni sering mengirim pesan singkat bernada ancaman ke Imut. Dia pun jadi stress.
Selama beberapa bulan Imut sempat diobati oleh orang pintar akibat stressnya itu. Perlahan kemudian sembuh di awal tahun 2010.
Stress dan kekesalan Imut bertambah sembuh setelah menjalin hubungan dengan seorang security.