TRIBUNNEWS.COM - Ada netter yang ragukan ketulusan Presiden Jokowi payungi Gubernur Papua. Netter tersebut lalu disodori foto Jokowi lain yang membuatnya bungkam, Selasa (18/10/2016).
Foto Presiden Jokowi payungi Gubernur Papua, Lukas Enembe menjadi viral.
Sebuah akun dengan nama Muhammad Lawy posting foto kemungkinan karya Agus Suparto Fotografer Istana karena di keterangan foto lain yang diposting akun ini ada tulisan Agus Suparto.
Terlihat bagaimana Presiden Jokowi memayungi Gubernur Papua saat memantau langsung Gardu Induk (GI) WaenaSentani di Papua.
Saat itu memang sedang hujan dan berbeda dengan Kepala Negara lain di dunia pada umumnya, Presiden Jokowi enggan dilayani.
Biasanya Kepala Negara dipayungi oleh ajudan, namun Presiden Jokowi biasanya memang enggan dipayungi.
Seperti saat turun dari pesawat kepresidenan ia memegang payung sendiri.
Kali ini ia rela memegang payung untuk memayungi Gubernur Papua dan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini Soemarno.
Foto ini jadi viral dan menuai pujian.
Namun ada satu netter yang meragukan ketulusan Presiden Jokowi.
"Logisnya begini, kalau pak gub yang megang payung dia harus mengacungkan payung agak tinggi karena badannya lebih pendek dibandingkan pak Jokowi otomatis dia akan memperlihatkan bagian ketiak."
"Tidak sopan lho masak pak presiden dipertontonkan ketiak hehehe," tulis akun dengan nama Arief Yudhawarman.
Akun Muhammad Lawy langsung membalas dengan foto lainnya.
Foto yang diposting yakni ketika Presiden Jokowi menuangkan minuman air kemasan ke gelas Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
"Beliau sepertinya punya kebiasaan untuk memuliakan orang lain."
Demikian caption Muhammad Lawy saat berikan keterangan pada foto tersebut.
Hingga berita ini diunggah, akun Arief Yudhawarman tak membalas atau bungkam.
Sementara akun lainnya memuji dengan gambar-gambar yang atraktif.
Namun ada akun yang memiliki pemikiran lain.
"Pencitraannnnnn...." tulis akun dengan nama Liliek Murtiningsih.
Apa yang disampaikan netizen ini langsung diserang oleh netter lain.
"Pemimpin yg merakyat masih di bilang pencitraan."
"Nanti jika gk merakyat dibilang dektator,zholim serba susah jadi pemimpin itu.."
"Apa lagi di depan para lawannya ug sudah tidak menerima kekalahan tak ada benarnya semua yg di lakukan presiden gk ada yg bener," balas akun dengan nama Sirozam Syam.
(*)