TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sempat menyindirnya terkait program stabilitas harga bahan pokok di Jakarta.
Namun, Sandiaga mengaku tak ingin menanggapi sindiran itu.
"Saya enggak mau balas itu, buat apa. Enggak akan menambah nilai," kata Sandiaga di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (18/10/2016).
Sandiaga lebih memilih merancang kebijakan soal stabilitas harga bahan pokok di DKI Jakarta.
Selain itu, ia juga lebih tertarik menyiapkan kebijakan yang dapat memastikan ketersediaan bahan pokok di Jakarta.
Rancangan kebijakan itu, kata Sandiaga, sudah dipetakan dan mendorong kerja sama antara BUMD dan BUMN dengan pihak terkait, seperti pemasok bahan pokok dalam dan luar negeri, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), asosiasi pedagang, serta Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).
Menurut Sandiaga, kebijakan yang terukur akan mencegah spekulasi mengenai bahan pokok seperti saat mendekati hari raya.
Strategi lainnya adalah dengan penyederhanaan rantai distribusi.
Sandiaga menganggap Pemprov DKI Jakarta belum melaksanakan konsep tersebut.
"Tapi disederhanakan dalam konsep terbuka dan berkeadilan," ucap Sandiaga.
Sandiaga juga ingin menggunakan teknologi berupa aplikasi pengontrol harga. Aplikasi itu diharapkan dapat mengendalikan harga bahan pokok yang dijual petani di daerah dan di Jakarta tidak berbeda jauh.
Oleh karena itu, ia akan memanfaatkan kerja sama dengan asosiasi pedagang pasar.
"Sehingga, petani bisa dimakmurkan, pembeli tak dirugikan. Pedagangnya juga tetap melaksanakan dengan margin keuntungan," kata Sandiaga.
Penulis: Kahfi Dirga Cahya