TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menyoroti penataan bantaran kali di Jakarta. Sandiaga bercerita memiliki pengalaman bertemu dengan Nurhayati, salah seorang ibu penjual nasi uduk di Bukit Duri pada April 2016.
Ia bertemu sebelum kawasan Bukit Duri digusur pada September 2016 kemarin. Dalam pertemuan dengan Nurhayati, Sandiaga bertanya soal kesiapan untuk direlokasi ke Rusunawa Rawa Bebek.
"Bu Nur, Bu Nur udah siap belum direlokasi? 'Siap sih Pak, tapi saya melihat rusunnya di Rawa Bebek,' satu belum siap," kata Sandiaga saat menirukan berbincang dengan Nurhayati, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (18/10/2016).
Alasan lainnya, karena Nurhayati berjualan nasi uduk. Sandiaga mengatakan, Nurhayati merupakan salah satu penjual nasi uduk terlaris di Bukit Duri.
Lapak dagangan Nurhayati berada dekat dengan Pasar Sawo dah lokasi perkantoran. Dalam satu hari, Nurhayati bisa menghabiskan 12 liter nasi untuk dijual.
"Saya udah cek, kalau saya pindah ke Rawa Bebek, saya tinggal di lantai empat, dari jualan 12 liter jadi hanya bisa jualan dua liter'," kata Sandiaga menirukan ucapan Nurhayati.
Kebijakan seperti ini lah yang membuat pendapatan masyarakat turun. Nurhayati pun juga tak bisa membayar cicilan pinjaman modal yang sudah diajukan ke bank. Sandiaga tak menampik memang daerah bantaran sungai harus ditata dan ditertibkan.
Namun, penertiban juga harus memberikan solusi. Bakal cagubnya, Anies Baswedan, mengatakan dirinya tak bisa memastikan tak akan ada penggusuran di Jakarta. (Baca: Program Anies-Sandiaga soal Lapangan Pekerjaan dan Bahan Pokok)
Menurutnya, penertiban harus melibatkan partisipasi dari masyarakat. Ia mengajak masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya sebelum Pemprov DKI Jakarta mengambil keputusan.
Penulis: Kahfi Dirga Cahya