TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Ramdhan Effendi alias Anton Medan (59), menilai ada kegelisahan di masyarakat mengenai situasi saat ini.
Menurut dia, ada indikasi perbuatan makar dan tindak kekerasan yang ditujukan kepada kelompok etnis tertentu terulang kembali seperti tahun 1998.
Oleh karena itu, dia meminta Kapolda Metro Jaya, Mochammad Iriawan dan jajaran mengamankan ibu kota.
"Kegelisahan, kami salah satu salah satu itu khawatir ada berbuat makar. Saya tak bicara Tionghoa atau tak yang iya masyarakat gelisah pedagang gelisah rakyat kecil gelisah saya pun gelisah maka saya minta jawaban dari Kapolda," ujar Anton Medan, kepada wartawan, Senin (31/10/2016).
Kegelisahan anggota masyarakat itu disampaikan kepada Anton Medan.
Atas dasar itu, dia menilai perlu menyampaikan hal tersebut kepada Kapolda Metro Jaya dan jajaran.
"Justru kegelisahan itu mereka curahkan kepada saya termasuk saya gelisah bangsa ini mau jadi apa sih maka kami harus percaya kepada aparat kepolisian sebagai penegak hukum maka saya datang ke sini," kata Anton Medan.
Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Ramdhan Effendi alias Anton Medan (59), mendatangi Mapolda Metro Jaya, pada Senin (31/10/2016) siang
Tujuan kedatangan Anton Medan bertemu dengan Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Mochammad Iriawan. Dia ingin berdiskusi mengenai aksi unjuk rasa, pada Jumat (4/11/2016).
Massa berasal dari gabungan Gerakan Nasional Pendukung Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI).
Mereka rencananya akan melakukan unjuk rasa di depan Istana Negara dan kantor Bareskrim Polri.