TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Prefektur Saitama, Jepang dan Minnan Normal University, Cina melakukan kunjungan ke Universitas Darma Persada (Unsada).
Gubernur Prefektur Saitama, Kiyoshi Ueda hadir bersama dengan para pengusaha dari Prefektur Saitama.
Bersamaan dengan kunjungan tersebut, Unsada melaksanakan diskusi program kerja dengan pihak Saitama dan peninjauan ke Laboratorium Teknik dan Bahasa.
Setelah itu, sebagai tanda persahabatan, Kiyoshi Ueda dan Rektor Unsada Dadang Solihin melakukan penanaman pohon di lingkungan kampus.
Kunjungan ini adalah sebagai bentuk jalinan kerja sama yang baik. Melalui kerja sama ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas mahasiswa di Unsada sehingga menjadi SDM yang handal.
Kedatangan pihak Minnan Normal University disambut dengan meriah oleh mahasiswa-mahasiswi jurusan Sastra Cina Unsada di Lobby Rektorat dengan penyajian lagu gabungan Indonesia dan Cina.
Unsada adalah universitas swasta yang didirikan pada tahun 1986 oleh Perhimpunan Alumni Dari Jepang (PERSADA) sebagai monumen hidup dari kerja sama yang baik antara Indonesia dan Jepang.
Berlokasi di Jakarta Timur dan memiliki empat fakultas (Fakultas Sastra, Teknik, Teknologi Kelautan, dan Ekonomi) serta 1 sekolah Pasca Sarjana (Energi Terbarukan).
Unsada menyelenggarakan Tri Darma Perguruan Tinggi yang unggul dalam bidang Budaya dan Monozukuri, menghasilkan lulusan yang memiliki budaya kreatif dalam membuat barang (monozukuri tetsugaku), semangat industri (sangyo spirit) dan jiwa wirausaha/entrepreneurship (kigyoka, dan yang dapat menguasai tiga bahasa, yakni: Indonesia, Jepang dan Inggris, dan yang dapat dengan cepat memperoleh pekerjaan sesuai kompetensinya atau berwirausaha.
Bertepatan dengan hal itu, pihak Unsada memperingati hari Sumpah Pemuda, Rektor Unsada, Dadang Solihin dalam keterangan tertulisnya mengakui bahwa betapa besarnya peran pemuda dalam perjalanan bangsa ini. Hal itu dapat dilihat dari salah satu tonggak sejarah yang ditorehkan kaum muda di negeri ini pada 88 tahun lalu dalam peristiwa Sumpah Pemuda.
"Akan tetapi, pemuda masa kini dihadapkan pada tantangan yang berbeda dengan pemuda masa lalu, yaitu globalisasi tanpa batas negara. Apakah kaum muda Indonesia masih bersemangat dan menjaga nasionalismenya? Nasionalisme pada masa kini, sepatutnya dipandang dari bagaimana pemuda bisa berjiwa kreatif, berjiwa keilmuan, dan berjiwa kepemimpinan. Hal itulah yang dibutuhkan dalam menjawab tantangan globalisasi yang tak memandang batas negara.
Tetap semangat, junjung tinggi tanah air, bangsa, dan bahasa persatuan kita.
Serangkaian acara hari Sumpah Pemuda di Unsada itu, ditutup dengan kerja sama antara Unsada dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). Para jajaran, dosen, dan staf melakukan tes urine pada kesempatan ini dengan tujuan mengawali upaya untuk menciptakan lingkungan kampus bersih dari narkoba.