Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sikap Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sylviana Murni menunjukkan sikap seakan-akan masih menjabat di Provinsi DKI Jakarta.
Hal tersebut menyusul sikap Sylviana menelepon dua kepala dinas Pemprov DKI Jakarta saat blusukan ke Pasar Poncol, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2016).
Pengamat Politik Formappi Sebastian Salang menjelaskan mengenai substansi blusukan.
Menurutnya ketika blusukan dilakukan, banyak yang dilihat dan banyak pula yang didengar dari warga.
Persoalan para kandidat adalah bagaimana menjawab persoalan masyarakat yang mereka dengar ketika blusukan.
Tidak mudah bagi calon menghadapi hal seperti ini.
Sang calon biasanya memberikan janji menyikapi keluhan warga.
Di sini calon bisa terjebak dengan omongan sendiri karena belum tentu bisa dilaksanakan.
Selain itu calon terjebak dalam situasi seolah mereka bisa mengatasi semua persoalan masyarakat.
"Apa yang terjadi dengan ibu Silvi adalah contoh dimana ia terjebak situasi dimana dia harus berbuat sesuatu ketika melihat sesuatu," ujarnya Sebastian Salang kepada Tribunnews.com, Senin (7/11/2016).
"Caranya meminta dinas terkait untuk memperbaiki, seolah ibu Silvi sedang menjabat dan merasa berhak memerintah," tambahnya.
Padahal, kata dia, hal itu bisa bermasalah dan bisa dipanggil penyelenggara Pemilu.
Karena menurut Sebastian Salang tidak dibenarkan seorang calon mengatur aparat birokrasi.
"Karena bisa masuk penyelewengan kekuasaan atau pemanfaatan birokrasi dalam kampanye yang menguntungkan dirinya," jelasnya.