TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bertugas sebagai jurnalis di unjuk rasa damai 4 November lalu, Muhammad Guntur, jurnalis Kompas TV justru mendapat ancaman.
Saat meliput unjuk rasa, ia dituding sebagai provokator hingga akhirnya beberapa oknum melayangkan pukulan dan merampas memory card yang berada dalam kamera yang dipegangnya.
Tuduhan jurnalis Kompas TV sebagai seorang provokator meluas hingga ke media sosial.
Seorang netizen, Azzam Mujahid Izzulhaq menulis tudingan ini di akun media sosial Facebook-nya yang kemudian menjadi viral.
Atas label provokator yang dituduhkan pada jurnalis Kompas TV, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, Din Syamsuddin pun membantah melalui sebuah pesan Whatsapp.
Dalam salah satu kalimatnya Din menekankan bahwa jurnalis Kompas TV meliput di lapangan dan bukan provokator.
Dan kini, sang pemilik akun Facebook Azzam Mujahid pun mengklarifikasi dan meminta maaf atas tudingan salah yang sempat dilontarkannya. (*)