TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kamis, 10 November 2016, menjadi hari paling bersejarah bagi Antasari Azhar.
Mantan Ketua KPK yang divonis 18 tahun penjara karena kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen itu sudah bisa meninggalkan Lapas Klas I Tangerang dan menghirup udara bebas.
Antasari Azhar mendapatkan Pembebasan Bersyarat (PB) setelah menjalani masa hukuman murni selama 7 tahun 6 bulan penjara dan mendapatkan potongan hukuman atau remisi selama 53 bulan 20 hari.
Setelah bebas ia pun blak-blakkan dengan wartawan.
Ia pun menceritakan apa yang ia rasakan selama ini.
Sel penjara yang jadi saksi bisu penderitaannya dalam kurungan.
Kesetiaan istri
Antasari Azhar mengaku bahagia sekaligus salut mempunyai seorang istri yang baik dan setia saat suka maupun duka.
Dia adalah Ida Laksmiwati.
Menurutnya, istri tercintanya itu sangat setia selama dirinya menghadapi hari-hari sulit di balik jeruji besi Lapas Kelas 1 Tangerang.
Tidak hanya memberikan dukungan psikis, tapi juga melalui tindakan.
Ia menceritakan, paling tidak Ida Laksmiwati membesuknya sekali dalam seminggu di lapas.
Lebih dari itu, Ida juga sangat memperhatikan pakaian yang dikenakannya.
Sang istri lah yang mencuci seluruh pakaian dalam Antasari.
"Selain dibesuk ke sini, paling ibu mampir ke tempat Pak Handoko (kantor notaris tempat asimilasi Antasari) untuk ambil dan antar pakaian saya. Karena istri saya orang Jawa, orang Jawa itu pamali kalau pakaian dalam dicuciin orang lain."
"Jadinya, kalau baju atau celana di sini ada laundry yang dicucikan oleh napi. Tapi, kalau pakaian dalam dicucikan istri saya. Dibawa pulang, setelah bersih nanti dibawa kembali lagi ke sini," kata Antasari.
"Apa mungkin saya undang SBY?"
Begitu kalimat yang keluar dari mulut mantan Ketua KPK Antasari Azhar saat dikonfirmasi kabar dirinya akan mengundang mantan Presiden SBY dalam acara syukuran hari pembebasannya dari penjara.
Hal ini disampaikan Antasari Azhar di kediamannya, komplek Les Belles Maisons, Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (10/11/2016).
Antasari Azhar membantah secara tegas pemberitaan media online bahwa dirinya akan mengundang SBY dalam acara syukuran hari kebebasannya dari penjara yang rencananya digelar di Hotel Gran Zuri, Serpong, pada 26 November 2016 mendatang.
Antasari Azhar membenarkan adanya rencana acara tersebut.
Ia mengakui akan mengundang sejumlah orang dan pejabat untuk menghadiri acaranya itu.
Namun, ia membantah turut mengundang SBY.
"Jujur, saya terpikir aja nggak. Jadi, bagaimana saya mau ngundang SBY? Dulu aja saya masuk sel, say hello aja nggak," ujarnya.
Antasari mengatakan, orang-orang yang diundangnya untuk acara tersebut adalah para sahabat sejati.
Di antaranya, sejumlah senior di kejaksaan, senior di Kumham, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Antasari Azhar mengaku mengundang orang-orang tersebut lantaran mereka lah sahabat sejatinya.
Sebab, mereka lah yang masih ingat dirinya di kala terpuruk di balik jeruji besi.
JK sahabat sejati
Antasari menilai JK sebagai salah seorang sahabat sejatinya karena sudah beberapa kali membesuknya di tahanan.
Lebih dari itu, Antasari mengaku kagum dengan JK.
Sebab, dia tidak mempunyai rasa berat untuk menjadi saksi pernikahan dua anak dari seorang narapidana.
Sementara, SBY tidak pernah sekali pun membesuknya di rutan maupun lapas selama 7 tahun 6 bulan dirinya menjalani hukuman.
"Misalnya Pak JK kan pernah beberapa kali besuk saya, beliau datang. SBY enggak pernah sama sekali."
"Beliau waktu aktif, prihatin juga enggak. Semisal mengatakan, saya prihatin Ketua KPK masuk tahanan juga nggak ada juga," ucapnya.
Ia menegaskan, tak tebersit sedikitpun di benaknya untuk mengundang SBY dalam acara syukuran hari kebebasannya nanti.
"Tapi, kemungkinan besar saya akan mengundang Pak JK. Karena apa? Karena Pak JK sahabat sejati saya. Saya sudah sepakat dengan keluarga, bahwa orang yang saya ajak bicara tidak semua orang lagi."
"Tapi, orang yang benar-benar saya nilai sebagai sahabat sejati. Pak JK sudah beberapa kali besuk saya di dalam (penjara). Ketika saya terpuruk, muncul lah dia. Itu lah sahabat sejati." (Tribunnews/Abdul Qodir)