TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jerry Sambuaga, Juru Bicara Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, menduga adanya penghadangan terhadap petahana saat kampanye di Rawa Belong, Jakarta Barat, diprovokasi aktor di luar wilayah tersebut.
"Itu seperti di organize (diorganisir). Kenapa saya bilang diorganisir, karena yang menolak itu bukan warga setempat," jelas Jerry saat ditemui di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/11/2016).
Menurutnya, aksi tersebut dilakukan oleh oknum-oknum yang bukan merupakan warga kampung tersebut.
Baca: Kata Surya Paloh, Nasdem Akan Evaluasi Dukungan ke Ahok Jika Ditetapkan Tersangka
Baca: Sanksi Rp 50 Miliar dan Ancaman Pidana 60 Bulan Jika Ahok Mundur dari Calon Gubernur DKI
Baca: Bawaslu Tidak Pernah Menduga Ahok Akan Ditolak Warga
Ia menegaskan, para penghadang Ahok itu datang hanya ingin membuat ricuh agenda blusukan yang dilakukan oleh mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
"Tapi warga dari luar yang datang jauh-jauh sengaja ingin merusak dan memprovokasi. Saya pikir itu tidak dibenarkan," tegasnya.
Jerry pun menuturkan, seharusnya penolakan terhadap Ahok bisa dilakukan melalui cara yang damai lantaran dinamika selalu ada dalam situasi politik.
Rasa ketidaksukaan terhadap seseorang, menurutnya, tidak boleh dilakukan secara anarkis.
"Saya pikir yang namanya penolakan biasa saja, karena ini dinamika dalam pilkada dan berdemokrasi," katanya.
Sebelumnya, sejumlah orang secara tiba-tiba mendatangi Ahok saat sedang melakukan blusukan di kawasan Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (2/11/2016) lalu.
Saat didatangi oleh kumpulan orang yang hendak menghadangnya tersebut, gubernur kontroversial itu tengah mendatangi para pedagang di Pasar Rawa Belong.
Kumpulan orang tersebut membawa poster bertuliskan pernyataan penolakan terhadap Ahok.