News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berharap Dapat Postingan seperti Ini di Medsos, Presiden Jokowi justru Geleng Kepala

Editor: Robertus Rimawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi dan Ketum PAN Zulkifli Hasan di Rapat Pimpinan Nasional Partai Amanat Nasional di Hotel Bidakara, Minggu (13/11)

TRIBUNNEWS.COM - Ada yang dicari Presiden Joko Widodo di media sosial (medsos), ia pun mencoba cek namun justru yang didapatkan sebaliknya.

Presiden pun geleng-geleng kepala.

Hal tersebut ia sampaikan dalam sambutannya pada acara Rapimnas PAN di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Minggu (13/11/2016) lalu.

Ia mengatakan, kerap menyisihkan waktu sekitar satu jam untuk membuka medsos.

Waktu yang sering dipergunakannya adalah saat ia berada dalam perjalanan pulang dari Jakarta menuju Bogor.

Dalam dua hingga tiga minggu belakangan, mantan Wali Kota Solo tersebut mengaku cukup rutin melakukannya.

"Saya kalau pulang dari Jakarta menuju Bogor ada kesempatan untuk buka-buka media sosial. Isinya...," ujar Jokowi

Kata-kata Jokowi terhenti. Peserta Rapimnas pun tertawa melihat Presiden menggelengkan kepala.

"Isinya... sudah geleng-geleng kepala saya. Aduh, enggak bisa ngomong," sambungnya.

Jokowi mengaku tak bisa berkata-kata melihat isi dari media sosial di mana pengguna-pengguna media sosial banyak yang saling menghujat, mengejek, memaki, memfitnah, mengadu domba, dan memprovokasi.

Padahal, lanjut dia, Nabi Muhammad SAW mengajarkan akhlakul karimah atau berakhlak terpuji dan sikap para pengguna media sosial tidak menunjukkan hal itu.

"Enggak. Itu bukan tata nilai Islami, bangsa kita, kalau membaca di media sosial itu," kata dia.

Presiden Jokowi berharap mendapatkan postingan yang menghibur, informastof, bermanfaat atau bernilai dakwah tapi justru sebaliknya.

Ia mengajak semua pihak, khususnya para kader PAN yang hadir dalam kesempatan tersebut, untuk kembali pada etika dan tata nilai Islami serta Pancasila.

"Saya mengajak kita semua untuk menjaga kemajemukan, kebinekaan, kebersamaan kita sebagai bangsa. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar," tuturnya.

Hal senada juga disampaikan Presiden Jokowi saat membuka Munas Alim Ulama PPP di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu (13/11/2016).

"Ada kata-kata yang seram, ada yang 'bunuh', ada yang 'bantai'. Ini apa? Kita ini mau ke mana?" ujar Jokowi

Menurut Jokowi, kondisi tersebut semakin menjadi-jadi, khususnya setelah demonstrasi Jumat 4 November 2016 lalu.

Unjuk rasa itu untuk menuntut pemerintah segera memproses hukum Basuki Tjahaja Purnama yang diduga melakukan penodaan agama.

"Dalam satu bulan ini, dua minggu ini, tiga minggu ini, satu minggu ini, coba Bapak, Ibu, semuanya buka media sosial, isinya saling menghujat, saling mengejek, saling memaki, fitnah, adu domba, provokasi," ujar Jokowi.

Presiden pun menegaskan, kata-kata semacam itu sama sekali tidak mencerminkan ajaran Nabi yang penuh kelembutan. Kata -kata itu tidak mencerminkan tata nilai Islam.

Terlebih lagi, kata semacam itu tidak mencerminkan tata nilai bangsa Indonesia.

Sebaliknya, ungkapan itu malah dinilai merusak karakter, identitas, dan jati diri bangsa Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia.

Jokowi melanjutkan, dalam pertemuan dengan pemimpin negara penjuru dunia, dia selalu menegaskan bahwa Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Hal itu menyiratkan pesan bahwa Indonesia mampu hidup damai antara kelompok mayoritas dan minoritas.

"Di Indonesia juga, Islam dan demokrasi bisa berjalan beriringan. Bisa berjalan dengan baik. Keberagaman bisa kita tunjukkan berjalan dengan baik."

"Inilah hal-hal yang perlu saya ingatkan kepada kita semua, termasuk kepada saya bahwa kita memang beragam," ujar Jokowi.

Oleh sebab itu, Presiden mengajak peserta Munas Alim Ulama PPP dan seluruh rakyat Indonesia untuk mendinginkan suasana di media sosial.

"Oleh sebab itu, saya mengajak Bapak, Ibu, Saudara sekalian untuk mendinginkan suasana, terutama di media sosial."

"Memberikan rasa kesejukan. Gunakan media sosial untuk syiar, untuk dakwah, ajaklah ke sana," ujar Jokowi. (Kompas.com/Nabilla Tashandra/Fabian Januarius Kuwado)

Berita ini sebelumnya telah ditayangkan di Kompas,.com dengan judul: Jokowi Geleng Kepala Saat Buka Medsos serta Jokowi Sesalkan Banyak Tulisan "Bunuh" dan "Bantai" di Media Sosial.
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini