TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Aksi tembak menembak antara petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan dengan gembong narkoba di kawasan Komplek Pergudangan Sentral Kosambi, Tangerang, menjadi awal pengungkapan sabu ratusan kilo dan ratusan ribu butir happy five.
Dalam peristiwa yang terjadi pada Selasa (15/11) itu, dua pelaku tewas.
Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengungkapkan, sebelumnya pihaknya mendapatkan informasi mengenai dugaan adanya penyelundupan narkotika dari Taiwan ke Indonesia melalui jalur laut.
BNN kemudian melakukan koordinasi dengan Bea Cukai untuk menyelidiki dugaan itu.
Dari sebuah operasi yang cukup panjang, sekitar sebulan, akhirnya diketahui narkotika itu diselundupkan dengan modus disembunyikan di dalam sofa.
Petugas BNN dan Bea Cukai segera menyelidiki ke mana barang itu dikirimkan.
Hasil penguntitan, diketahui sofa-sofa itu didrop ke sebuah gudang di Komplek Pergudangan Sentra Kosambi, Dadap, Tangerang.
Saat tim ingin menggerebek gudang itu, sebuah mobil dengan dua pengendara keluar.
Pasukan BNN mencoba menghentikan laju mobil itu.
Tapi, sebelum memaksa pelaku keluar mobil, sebuah tembakan meluncur dari seorang pelaku.
Dua pelaku itu pun mencoba melarikan diri.
Dua pelaku itu berinisial HCHL (35) yang merupakan warga Taiwan dan ZA (31), warga negara Indonesia yang diketahui seorang anggota TNI berpangkat praka dari kesatuan Paskas Halim Perdana Kusuma.
"Keduanya tewas karena berupaya melakukan perlawanan dengan mengumbar tembakan dan berusaha melarikan diri," kata Buwas, sapaan Budi Waseso saat ekspose perkara di kantornya, Jumat (18/11).
Dari mobil itu, ditemukan 40 bungkus sabu seberat sekitar 40,25 kilo gram.