TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 27 ribu personil petugas keamanan gabungan dari unsur Polri dan TNI diterjunkan mengamankan aksi unjuk rasa 'Bela Islam Jilid III' di wilayah DKI Jakarta, pada Jumat (2/12/2016).
Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Mochammad Iriawan, mengatakan aparat kepolisian mendapatkan bantuan pengamanan dari prajurit TNI.
"Hampir sama, mungkin ada tambahan kurang lebih lima ribu. Untuk menjaga sentra-sentra ekonomi, perkantoran, maupun tempat lainnya. Sekarang 27 ribu, kemarin kan 21 ribu sekian," ujar Iriawan, kepada wartawan ditemui di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/11/2016).
Pelibatan prajurit TNI, kata dia, karena massa aksi unjuk rasa diperkirakan dalam jumlah besar, seperti aksi sebelumnya, pada 4 November 2016.
Sehingga, TNI dari unsur angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara akan diterjunkan mengantisipasi demo nanti.
Meskipun begitu, dia menjelaskan, penanganan terhadap demonstran berbeda dengan penanganan terhadap pelaku kriminal.
Kepada demonstran, pihaknya tetap melaksanakan sesuai dengan standar operasional (SOP).
Dia menjelaskan, penanganan dimulai dari tangan kosong hingga upaya maksimal berupa penembakan gas air mata, water canon dan tameng.
Sementara itu, khusus di luar demo, adanya indikasi tindak pidana yang dilakukan seperti penjarahan, pencurian, aparat kepolisian akan melakukan tindakan tegas terukur sesuai dengan aturan yang ada.
"Di sana akan dilakukan penanganan seperti pelaku kriminal. Seperti kita lihat kemarin di Penjaringan karena beda tujuan. Mereka untuk mencari barang dan memanfaatkan situasi. Kalau unjuk rasa ingin menyampaikan pendapat di muka umum," ujarnya.
Sementara itu, Pangdam Jaya Mayjen Teddy Lhaksmana, mengaku siap menerjunkan bantuan personil TNI sesuai permintaan dari Polda Metro Jaya.
"Apapun yang diminta polda khususnya kapolda, saya akan dukung semaksimal mungkin. Saya sudah bilang, berapapun yang diminta kekuatan yang ada di saya, saya kasih. Termasuk (peralatan,-red), kalau perlu saya ikut," ujar Teddy.