TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi menelusuri kelompok-kelompok anak punk di Jakarta terkait pembunuhan seorang pemuda pekerja konveksi, Wildan Defa Pangestu (18).
Saat ini ada dua terduga utama yang sedang diburu polisi.
Lelaki bernama Basuki dan Ardi.
Keduanya diduga pembunuh Wildan.
Kanit Reskrim Polsek Palmerah, AKP Bambang, mengatakan kelompok-kelompok anak punk disisir lantaran Basuki memiliki gaya punk.
"Yang namanya basuki itu ditindik besar sekali di kupingnya. Rambutnya pun bergaya punk," kata Bambang ketika dihubungi Wartakotalive.com, Selasa (22/11/2016) siang.
Makanya, Senin (21/11/2016) malam, polisi menyisir kelompok anak punk di blok M.
"Kami perlihatkan fotonya disana, tetapi belum ada yang melihat," ujar Bambang.
'Kembaran' Shin Tae-yong yang Aslinya Tak Gila Bola, Suwito Sosok Mirip Pelatih Timnas U23 Indonesia
Breaking News: Ketum PSSI Resmi Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong Sebagai Pelatih Timnas Indonesia!
Bambang yakin kedua orang itu tak akan bertahan lama di jalanan.
Pihaknya sudah mengunci ruang gerak dan meminta informasi dari manapun.
"Hanya tinggal menunggu saja," kata Bambang.
Sebelumnya, Wildan Defa Pangestu (18), seorang pekerja konveksi dibawa 4 pria misterius dalam kondisi tewas ke tempat kerjanya di Kelurahan Kota Bambu Utara 3, No. 9, RT 7/6, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, Minggu (20/11/2016) pukul 20.00.
Polisi kemudian menelusuri dan akhirnya diketahui bahwa para pelaku adalah rekan satu kampung korban di Pekalongan, Jawa Tengah.
Mereka sama-sama bekerja di tempat usaha konveksi yang banyak tersebar di Kelurahan Kota Bambu Utara.
Tapi berbeda tempat.
Petunjuk didapat setelah polisi menemukan sepeda motor yang dipakai mengantar korban.
Dari situ sebanyak 9 saksi diperiksa sampai diketahui peristiwa pembunuhannya.
Pembunuhan terjadi sekitar pukul 18.00 saat hujan deras di sekitaran tempat kerja Wildan, Minggu (20/11/2016).
Saat itu Wildan sedang menenggak minuman keras bersama lima orang.
Cekcok terjadi saat Wildan ditato sambil menenggak minuman keras di sebuah gang.
Berjarak sekitar 1 kilometer dari tempat kerjanya.
Dua diantaranya kemudian diketahui sebagai basuki dan ardi.
"Kami masih memburu mereka sekarang," ujar Bambang.
Penulis: Theo Yonathan Simon Laturiuw