Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tim Digital Pemenangan Anies-Sandi yang bergabung pada Anies Baswedan -Sandiaga Uno Digital Volunteer (INSIDER) menyebutkan saat ini relawan digital yang terkumpul telah mencapai 2.000 anggota.
Koordinator INSIDER, Anthony Leong menyatakan gerakan ini akan berfokus untuk menyebarluaskan gagasan, program, maupun sepak terjang Anies-Sandi kepada masyarakat luas.
“Saat ini pasukan Digital Anies-Sandi telah terkumpul sebanyak 2000 anggota. Kami siap menjalankan festival gagasan dengan menyebarluaskan program kerja Mas Anies dan Bang Sandi lewat media sosial, dan menggerakan warga Jakarta untuk mendukung Anies-Sandi,” ujar Anthony Leong dalam rilisnya, Jumat (25/11/2016).
Di depan 250 relawan digital Anthony memaparkan, gerakan INSIDER lahir dari visi misi relawan yang ingin mengisi sosial media dengan rekam jejak, dan prestasi dari kandidat yang mereka andalkan.
“INSIDER lahir karena visi kita yang ingin sosial media diisi dengan rekam jejak, dan prestasi dari mas Anies dan Bang Sandi. Values INSIDER adalah semangat kebersamaan karena Pilkada DKI bukanlah untuk memecah belah, dan mencaci maki. Kita lakukan strategi yang halal, sopan, dan fokus pada festival gagasan dan karya untuk Jakarta," tutur Anthony yang juga Pakar Digital Marketing tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Sahabat Anies-Sandi, Anggawira mengatakan, lewat gerakan INSIDER ini dapat menampung seluruh aspirasi seluruh warga Jakarta. Adapun salah satu program unggulan yang sedang mereka susun adalah ingin menjaring generasi muda untuk berwirausaha seperti yang dilakoni oleh Sandiaga Uno yang telah sukses menjadi pengusaha selama puluhan tahun.
“Bang Sandi menginspirasi saya sejak tahun 2005 silam. Ketika itu saya masih menjadi aktifis yang gemar berdemo. Namun setelah mengenal beliau dan mendapat mentoring dari beliau pola pikir saya pun berubah. Hingga saya menjadi pengusaha seperti saat ini. Untuk itu saya juga ingin mendorong anak-anak muda menjadi pengusaha. Saat ini jumlah pengusaha di Indonesia baru mencapai 1,6% sementara suatu negara baru dikatakan sukses bila jumlah pengusahanya sudah mencapai minimal 2%,” papar Anggawira yang juga merupakan Ketua BPP HIPMI Bidang Organisasi tersebut.