TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan cara paling mudah mengetahui berjalan atau tidaknya program dalam suatu pemerintahan adalah terpakai tidaknya anggaran.
"Ada program ada dananya. Kalau program terlaksana, dananya terpakai. Kalau program tidak terlaksana, dananya tidak terpakai," kata Anies saat blusukan di Wlayah Cengkareng Timur, Jakarta, Senin (28/11/2016).
Oleh karenanya, menurut Anies, ketika banyak dana tidak terpaka berarti program yang telah disusun tidak berjalan.
Seperti yang terjadi di Jakarta, apabila serapan anggaran pada tahun 2016 hanya 34 persen berarti sebagian besar program tidak berjalan.
Hal ituah, menurut Anies, yang membuat dirinya saat menjabat Menteri pendidikan dan kebudayaan mewajbakan adanya laporan per dua Minggu mengena program yang djalankan.
"Misalnya Februari harus terlaksana berapa persen, Maret berapa, lalu April. Jadi begitu meleset di Februari langsung saat itu juga ditegur, dipanggil (pejabatanya) langsung dicek kenapa tidak sesuai target. Sehingga tidak ada problem yang muncul kemudian hari," katanya.
Anies menambahakan penyerapan Anggaran yang minim di Jakarta yakni hanya 34 persen pada tahun 2016 menandakan tidak ada pemantauan yang dilakukan pimpinan Pemprov di DKI terhadap program yang disusun.
"Kalau dibiarkan begitu saja, yang rugi siapa, rakyat. Apalagi 34 persen (penyerapan anggaran) itu sudah termasuk pengeluaran rutin, gaji, dll. Bayangkan betapa kecilnya program yang dijalankan. Program penanggulangan banjir, jalan di kampung. Banyak sekali yang kemudian tidak terlaksana karena pengawasan," pungkas Anies.