TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jakarta Sandiaga Uno (Sandi) mengapresiasi program pesaingnya, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-Sylviana Murni, yang akan memberikan bantuan Rp 50 juta bagi setiap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) per tahun.
Hanya saja, Cawagub nomor urut tiga ini menyayangkan jumlah dana bantuan yang disamaratakan.
Padahal, menurut Sandi, lebih tepat jika bantuan tersebut dibedakan berdasarkan jenis usaha yang dilakoni.
"Bagus, menurut saya dan itu sebetulnya enggak bisa digeneralisir, bagus sekali programnya untuk pemberdayaan UMKM, tapi untuk Rp 50 juta itu tergantung usahanya," katanya di Jelambar, Jakarta Barat, Selasa, (6/12/2016).
Sandi mengatakan berdasarkan pengalamanya di bidang wirausaha, bantuan untuk UMKM paling tepat Rp 5 Juta per tahun.
Yang membutuhkan bantuan permodalan lebih yakni usaha kuliner dan busana.
"Begitu mereka dapat order enggak akan cukup Rp 50 juta. Jadi program kami adalah sampai Rp 300 juta, karena itu yang membedakan antara UMKM dengan yang sudah lebih mapan," paparnya.
Bila disamaratakan, menurut Sandi, nantinya UMKM yang mendapatkan batuan modal tidak dapat mengembalikannya.
Lantaran jenis usaha dengan jumlah modal yang dimiliki tidak sebanding dan sulit untuk diputarkan.
"Karena kalau tidak akan memicu Non Performing Loan (NPL)/kredit macet. Usaha nasi uduk saya petakan dia perlu 3 sampai lima juta tapi kalau dikasih Rp 50 juta dia pasti nggak bisa ngembalikan," paparnya.
Sebelumnya, Cagub nomor urut satu AHY menggulirkan program bantuan Rp 50 juta untuk UMKM per tahun.
Program tersebut merupakan salah satu dari tiga program unggulannya.
Bantuan diberikan bagi warga yang akan membangun usaha baru.