TRIBUNNEWS.COM - Komplotan Ramlan Butar-Butar terbilang sadis, ia tak segan-segan melukai korbannya bila melawan. Seperti ini aksi yang dilakukan, Rabu (28/12/2016).
Ramlan Butar-Butar mendadak populer setelah berhasil dilumpuhkan polisi.
Ia disebut-sebut sebagai pimpinan komplotan perampok spesialis warga asing dan perumahan elite.
Kali ini ia kena batunya, Ramlan dikabarkan tewas setelah berupaya melawan saat diringkus polisi.
Baca: Jejak Kelam Ramlan Butar-Butar Terduga Otak Pembunuhan Sadis Pulomas
Penelusuran Tribunnews terdapat fakta-fakta mengejutkan.
Di media online nasional bertebaran berita-berita 'masa lalu' Ramlan.
Ia dikenal sebagai residivis yang biasa keluar masuk penjara dengan kasus serupa.
Ramlan dan komplotan selalu menggunakan senjata tajam seperti celurit dan pistol.
Sosok-sosok korban pembunuhan sadis Pulomas semasa hidup meninggalkan dukacita mendalam bagi rekan, saudara dan kerabat. Ucapan belasungkawa netizen banjiri akun Instagram seorang korban, Selasa (27/12/2016).
Mereka mencari celah kelemahan dari pemilik rumah, saat pintu terbuka Ramlan langsung memukulkan pistolnya dan masuk lalu menyandera penghuni rumah.
Seperti kasus Dodi Triono yang berakhir tragis enam orang tewas setelah terduga pelaku yakni Ramlan dan komplotannnya menyekap 11 orang dalam toilet tanpa ventilasi dan berukuran sempit.
Baca: Jika Sheila Tak Sambangi Rumah Diona Mungkin Saja Hal Terburuk Ini Akan Terjadi
Pada aksi-aksinya di masa lalu pada tahun 2010 misalnya Ramlan berhasil ditangkap jajaran Polda Jateng.
Tercatat daftar panjang korban dan tiap rumah yang digasak Ramlan dan komplotan berhasil mengantungi uang hingga emas bernilai ratusan juta.
Saat penghuni lengah, pistol atau celurit dikalungkan dan mengancam korban untuk menunjukkan berbagai harta bendanya.
Pada tahun 2015 komplotan ini juga berhasil ditangkap namun anehnya 2016 Ramlan kembali bisa bebas melakukan aksi hingga menewaskan enam orang.
Ramlan dikabarkan tewas setelah tertembak di bagian dada lantaran melawan polisi sementara Erwin Situmorang ditembak di kaki.
Kisah pilu di Pulomas
Kasus pembunuhan sadis di Pulomas, Jakarta Timur, menyebabkan enam korban tewas.
Keenam orang tersebut tewas diduga lantaran kekurangan oksigen karena disekap bersama lima orang lainnya di dalam kamar mandi yang sempit.
Kamar mandi tempat disekapnya para korban hanya berukuran 1,5 meter x 1,5 meter persegi.
Menurut keterangan Ketua RW 16, Abdul Gani, warga sempat kesulitan menolong para korban yang tersekap dalam kamar mandi di rumah milik Dodi Triono (59).
Baca: Ramlan Butar-Butar Otak Pembunuhan Sadis Pulomas, Dikabarkan Tewas!
Sebab, kondisi pintu kamar mandi terkunci dari luar dan gagangnya dirusak pelaku.
"(Pintunya dibuka) pake linggis enggak bisa, pintunya tebal sekali, akhirnya pakai godam. Engsel (pintunya) diputusin," ujar Gani di depan rumah Dodi Jalan Pulomas Utara, nomor 7A, Jakarta Timur, Selasa.
Gani menambahkan, saat pintu kamar mandi tersebut berhasil didobrak, ia kaget karena di dalamnya terdapat sebelas orang yang posisinya bertumpuk.
Almianda Shafira, istri kedua Dodi Triono (59) di Rumah Sakit Kartika, Pulomas, Jakarta Timur, Selasa (27/12/2016) sore.
"Sebelas orang korban semua ditumpuk di kamar mandi. (posisinya) tengkurap yang hidup sama yang meninggal," ucap dia.
Sementara itu, warga lainnya yang ikut mendobrak pintu kamar mandi tersebut, bernama Luthfi mengatakan, para korban yang saling bertumpukan di kamar mandi juga tergenang air.
Setelah warga berhasil membuka pintu kamar mandi itu, diketahui kran dalam posisi terbuka.
Baca: Bocah Cilik Penggemar Harry Potter Ini Jadi Korban Pembunuhan Sadis Pulomas
"Mereka (korban) semua terendam, airnya terus menyala. Kayak kolam ikan. Saya langsung angkat pindahkan ke ruang tengah," ujar Lutfi.
Di dalam kamar mandi itu, lima penghuni rumah ditemukan sudah meninggal.
Mereka adalah Dodi Triono (59), Diona Arika (16), Dianita Gemma (9), Amelia Callista (10) yang merupakan teman anak korban, serta Yanto.
Korban pembunuhan sadis di Pulomas banyak yang masih belia.
Sementara sopir Dodi lainnya yang bernama Tasrok (40) meninggal meski sempat dibawa ke rumah sakit.
Ada pula korban selamat, yaitu Zanette Kalila (13) yang ditemukan masih hidup bersama Emi (41), Santi (22), dan Fitriani (23) serta Windy (23) yang merupakan pembantu rumah tangga.
"Waktu itu, pembantunya masih sempat ngomong Zanette hidup, tetapi langsung pingsan," ujarnya sambil mencontohkan gerakan si pembantu. (*)