News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembunuhan Sadis di Pulomas

Jenguk Korban Perampokan Pulomas, Kapolda Bawa Buah

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan, mengunjungi lima korban selamat perampokan sadis Pulomas yang dirawat di Rumah Sakit Kartika, Pulomas, Jakarta Timur, Kamis (29/12/2016). TRIBUNNEWS/ABDUL QODIR

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan mengunjungi lima korban selamat perampokan sadis Pulomas yang dirawat di Rumah Sakit Kartika, Pulomas, Jakarta Timur, Kamis (29/12) petang. Dalam kunjungannya, Iriawan memberikan bingkisan buah kepada kelima korban.

M Iriawan mengenakan seragam dinas bersama jajaran Polda Metro Jaya tiba di RS Kartika sekira pukul 17.30 WIB. Ia dan rombongan langsung menuju kamar rawat kelima korban di lantai dua rumah sakit.

Iriawan menengok satu per satu kelima korban tersebut. Ia pun menyerahkan masing-masing bingkisan buah kepada para korban.

Selain memberikan buah tangan, Iriawan juga menyempatkan diri berbincang dan memberikan dukungan moril kepada kelima korban tersebut.

Sementara itu tiga hari pasca-perampokan dan pembunuhan yang menimpa keluarganya, Zanette Kalila Azaria (13) atau Anet, masih menjalani penanganan medis di RS Kartika, Pulomas, Jakarta Timur. Sang ibunda, Almyanda Saphira, juga terus setia menemaninya.

"Kondisinya masih seperti kemarin, batuk, berdahak. Tapi, alhamdulillah tim medisnya bagus, tindakannya cepat untuk Anet. Jadi, pemulihannya bisa cepat," ujar Saphira di RS Kartika, Pulomas, Jakarta Timur.

Menurut Saphira, putri keduanya itu terbilang mempunyai fisik dan psikis yang kuat sehingga kejadian perampokan yang menewaskan ayah dan dua saudaranya tidak membuatnya trauma mendalam.

"Dari awal juga Anet bisa komunikasi, nggak ada masalah. Cuma kita-kita berusaha nggak mengingat-ingatkan dia tentang kejadian walaupun dia lihat sendiri. Yang penting, kita tidak mancing-mancing mengingatkan dia," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, perampokan disertai penyekapan di kediaman pengusaha Dodi Triono pada Senin, 26 Desember 2016, mengakibatkan enam penghuni tewas.

Keenamnya tewas kehabisan oksigen setelah disekap bersama lima orang lainnya di dalam toilet sempit berukuran 1,5x1,5 meter persegi tanpa ventilasi udara.

Keenamnya, yakni pemilik rumah, Dodi Triono (59); putri pertama Dodi, Diona Arika Andra Putri (17); putri ketiga Dodi, Dianita Gemma Dzalfayla (9); teman sekolah Gemma, Amel (9); serta dua sopir pribadi Dodi, Yanto (23) dan Tasrok (40).

Sementara, lima korban selamat yang turut disekap di toilet tersebut adalah putri kedua Dodi, tiga Zanette Kaslila Azaria (13) serta empat pembantu rumah tangga Dodi, Emi (41), Santi (22), Fitriani (23) dan Windy (23).

Kepolisian sudah berhasil menangkap pelaku perampokan yang menewaskan enam korban tersebut. Pelaku terdiri dari empat orang dipimpin residivis perampokan rumah mewah, Ramlan Butarbutar. Tinggal satu pelaku yang masih dalam pengejaran petugas.

Vira Mimpi Rujuk

Almyanda Saphira (Vira), mantan istri dari almarhum Dodi Triono (59) jauh sebelum kejadian perampokan disertai pembunuhan di kediaman suaminya sempat bermimpi. wanita berkerudung itu bercerita, dalam mimpinya Dodi meminta kembali rujuk.

Pasangan itu memutuskan untuk bercerai pada tahun 2014 lalu.
"Dalam mimpi itu dia (Dodi) datang ketemu saya, dia langsung meluk saya dan minta kembali bersama-sama lagi. Dia ngomong gitu sambil megang tangan saya," ujarnya.

Vira menyampaikan Dodi hadir di mimpinya tidak hanya satu kali.Pengusaha properti itu datang di mimpi berkali-kali.

Vira menjelaskan, meski telah berpisah, tali silaturahim mereka tetap terjaga. Vira sesekali berkunjung ke rumah Dodi untuk menemui ketiga putrinya.

"Namanya anak-anak masih butuh sentuhan Ibunya. Saya kadang-kadang dateng ke rumah almarhum (Dodi) untuk ketemu anak-anak dan membereskan tempat tidur mereka," ucap dia.

Selain itu putri sulungnya, Diona Arika (16) sebelum peristiwa tragis itu terjadi sempat mendatangi kediaman Vira. Tidak seperti biasanya, Diona datang ke rumahnya tidak mengabari terlebih dahulu. Dia tiba-tiba datang pada siang hari.

"Kakak (Diona) minta bobo siang bareng sama saya. Saya bilang 'kakak siang-siang minta bobo bareng, mamah gerah'. Terus dia bilang 'Mamah lebay ah'. Dia sering bilang saya lebay," kata Vira sambil matanya berkaca-kaca.

Vira mengungkapkan, Dodi beserta anak-anaknya berencana pindah dari lokasi pembunuhan tersebut pada awal tahun 2017. Pasalnya, rumah utamanya yang di Pulomas Residence RT 12 RW 16 hampir rampung direnovasi.

"Tahun baru nanti seharusnya mereka di rumah Pulomas Reseidence. Tapi mereka keburu dijemput (meninggal dunia)," kata Vira.(abdul qodir/glery/valdi arief)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini