Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasca terjadinya perampokan berujung pembunuhan yang menewaskan enam orang di Pulomas, Jakarta Timur, warga sekitar pun tampak penasaran dengan lokasi terjadinya aksi keji tersebut.
Seperti yang dituturkan oleh pedagang mie ayam yang berjualan di sekitar kediaman almarhum Dodi Triono, yang menjadi satu dari enam korban tewas.
Ia mengatakan, sebelum terjadinya aksi kejahatan tersebut, kawasan yang berbatasan dengan wilayah Kelapa Gading itu memang dikenal sepi saat menjelang malam hari.
"Kalau malam memang disini sepi, udah mulai jam 6 sore itu udah sepi dah," ujar pria yang enggan disebutkan namanya itu.
Kendati begitu, tindakan kejahatan yang terjadi di kawasan elit tersebut hanya sebatas pada aksi penjambretan saja.
Menurutnya, meskipun dikenal sepi, aksi perampokan tidak pernah terjadi, terlebih sampai pada tahap pembunuhan.
"Ya meski sepi, tapi nggak pernah ada (perampokan disertai pembunuhan) kayak gini, biasanya cuma jambret-jambret aja," katanya.
Sebelumnya, telah terjadi penyekapan berujung pembunuhan terhadap 11 orang di kediaman arsitek Dodi Triono yang juga menjadi korban tewas dalam aksi keji tersebut.
11 orang itu disekap di dalam sebuah kamar mandi berukuran 1,5 m x 1,5 m.
Dari sebelas korban, enam diantaranya dinyatakan tewas, yakni Dodi Triono (59) pemilik rumah, Diona Arika (16) anak Dodi, Dianita Gemma (9) anak Dodi, Amelia Callista (10) teman Dianita, serta dua supir Dodi yakni Yanto dan Tasrok.
Sedangkan korban yang masih hidup yakni Zanette Kalila Azaria (13) anak Dodi, Emi (41) pembantu Dodi, Santi (22), Fitriani (23), dan Windy, masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Kartika.
Ket.foto: Rumah mewah kediaman almarhum Dodi Triono yang menjadi lokasi perampokan berujung pembunuhan di Pulo Mas, Jakarta Timur, Sabtu (31/12/2016), yang kini telah dipasang garis polisi.