TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapal Zahro Express terbakar ketika melakukan pelayanan rutin pada jalur wisata Jakarta-Pulau Tidung, Minggu (1/1/2016) pagi.
Dari 23 korban meninggal dunia, mayoritas mengalami luka bakar yang sangat parah hingga jenazahnya sulit diidentifikasi secara visual.
"Jenazah korban tak bisa dikenali karena sudah gosong," ujar Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Kepulauan Seribu, Edi Rudiyanto, kepada wartawan.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya, Kombes Umar Shahab mengatakan, dari 23 korban Zahro Express, tiga korban meninggal karena tenggelam sedangkan selebihnya merupakan korban tewas karena terbakar.
Baca: Fredy Masih Sempat Selamatkan Lansia Pingsan di Tengah Laut
Ke-20 jenazah korban luka bakar tersebut dikirim ke RS Polri di Kramat Jati, Jakarta Timur.
Menurut Umar, seluruh jenazah dalam kondisi kondisi luka bakar 100 persen.
"Sebanyak 20 jenazah dibawa ke RS Polri, seluruhnya dalam kondisi memprihatinkan, luka bakar, sehingga harus dilakukan operasi DVI (Disaster Victim Identification) untuk melakukan identifikasi," kata Umar di RS Polri, Minggu.
Menurutnya, butuh waktu lebih panjang untuk mendapatkan hasil proses identifikasi melalui metode DVI. Pihak keluarga pun diminta membawa data fisik yang identik korban.
Besarnya api yang menyala terlihat dari sisa kebakaran.
Saat ditarik ke Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Zahro Express hanya menyisakan bagian dasarnya. Tak ada lagi dinding dan ruangan-ruangan di atas geladak. Kapal itu lebih mirip ponton.
Untuk menemukan jasad korban, regu penolong menyibak puing-puing di yang teronggok di lantai dasar kapal.
Dikutip dari publikasi paket wisata ke Pulau Seribu, kapal Zahro adalah kapal berbahan fiberglass.
Material fiberglass diaplikasikan pada dinding, lantai, maupun tempat duduk penumpang.
Diduga, material fiberglass ini lumer pada kebakaran yang melanda kapal tersebut Minggu pagi.
Kapal Zahro Express merupakan kapal yang banyak dicantumkan dalam penawaran-penawaran paket wisata ke Pulau Tidung di Kepulauan Seribu.
Dalam tawaran paket wisata, tarif Zahro Express tidak dijelaskan secara rinci.
Harga paket wisata ke Pulau Tidung pun bervariasi.
Misalnya, paket wisata 2 hari 1 malam untuk dua orang, harganya Rp 730 ribu per orang. Untuk rombongan 9 hingga 10 orang, harganya menjadi Rp 330 ribu per orang.
Harga tersebut sudah meliputi tiket Zahro Express pergi pulang, makan, penginapan, permainan, foto, pemandu, dan sebagainya.
Publikasi lain menyatakan, tarif tiket Zahro Express adalah Rp 200 ribu untuk perjalanan pergi pulang.
Tarif tersebut sedikit di atas tarif kapal tujuan Pulau Tidung tercantum pada tabel perjalanan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara.
Baca: 'Begitu Asap Mulai Tebal Saya Lompat ke Laut, Penumpang Juga Ikutan Lompat'
Pada tabel tersebut, tarif kapal dari Muara Angke ke Pulau Tidung adalah Rp 87 ribu untuk ruangan ber-AC dan Rp 45 ribu untuk yang non-AC.
Tarif tersebut hanya untuk satu perjalanan, dari Muara Angke ke Pulau Tidung.
Sedangkan kapal milik pemerintah mematok tarif Rp 50 ribu per orang untuk perjalanan Muara Angke-Pulau Tidung.
Lama perjalanan dari Muara Angke ke Pulau Tidung adalah antara 2,5 jam hingga 3 jam.
Kapal Zahro Express berkapasitas sekitar 250 orang.
Tempat duduk di kapal tersebut adalah bangku-bangku berwarna putih yang disusun ke samping dan ke belakang.
Setiap bangku panjang warna putih tersebut berkapasitas empat orang.
Seluruh bangku itu disusun menghadap ke depan dan di bagian depan tersebut terdapat televisi layar datar yang dipasang pada langit-langit ruangan.
Pada setiap penawaran paket wisata ke Pulau Seribu, Zahro Express diklaim sebagai kapal ber-AC, dilengkapi dispenser air panas dan dingin, serta memiliki dua toilet yang bersih.
Perjalanan ke Kepulauan Seribu dari Jakarta juga bisa dilakukan dari dermaga Marina Ancol.
Kapal yang tersedia di Marina adalah kapal-kapal cepat yang tarifnya bisa mencapai Rp 160 ribu per orang untuk satu kali perjalanan. (gle/wah/yog)