TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dalam masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 tim sukses (timses) masing-masing kandidat berlomba-lomba memperbanyak followers atau fans lewat akun kampanye di media sosial demi menjaring dukungan dan suara masyarakat.
Berbagai strategi pun digencarkan mulai dari menulis konten-konten yang mengundang rasa penasaran, mengundang pertanyaan, mengangkat isu atau tema tertentu.
Namun, yang jadi masalah dari sekian akun kampanye di media sosial, banyak beredar akun palsu yang sengaja dibuat untuk memprovokasi, menjatuhkan lawan, atau mencoreng nama baik salah satu kandidat. Seperti yang sering dialami pasangan calon Anies Baswedan - Sandiaga Uno.
“Akun-akun palsu tersebut memang sengaja dibuat oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Seakan-akan membuat akun medsos mengatasnamakan Anies-Sandi tapi isinya adu domba paslon lain. Kami di Anies-Sandi sudah ada koridornya, tidak pernah masuk ke ranah adu domba. Ketika kita adu gagasan ya program pasangan calon lain yang kita adu argumen agar masyarakat tercerahkan,” jelas Anthony Leong, Koordinator INSIDER (Anies-Sandi Digital Volunteer) dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (24/1/2017)
Atas beredarnya akun-akun palsu tersebut, Pakar Digital Marketing itu mensinyalir adanya kepanikan dari timses pasangan calon lain sehingga menghalalkan cara tak terpuji untuk menjatuhkan.
“Akun sosmed yang palsu ini kayak kemarin muncul akun fanpage facebook Sahabat Anies Sandi, Anies-Sandi, dan lainnya itu menandakan bahwa tim lain mulai panik dengan pasangan Mas Anies - Bang Sandi yang sudah teruji rekam jejaknya, dan layak pimpin Jakarta,” tutur Anthony yang juga merupakan juru bicara tim pemenangan Anies-Sandi.
Lebih lanjut, Anthony menegaskan akan menempuh jalur hukum terhadap akun sosial media tidak resmi yang menamakan dirinya sebagai tim Anies-Sansi. Ia juga menduga akun-akun tersebut berasal dari tim pesaing.
"Ini jelas bukan tim kami. Yang begitu akan kita laporkan pada pihak berwajib, yang lalu juga sudah banyak akun yang ditutup setelah kami laporkan. Ini bisa terjadi karena tim lain kewalahan dan mungkin mulai panik melihat pergerakan kampanye Anies-Sandi yang kian disukai masyarakat, jadi yaa buat liku-likunya untuk kami mungkin," tutup Anthony yang juga Fungsionaris Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).