TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Calon Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Jumat (6/1/2017), mengawali aktifitasnya dengan Gerilya Subuh yakni Sholat Subuh berjamaah dengan Ustaz Arifin Ilham di Mesjid Az-Zikra Sentul Bogor.
Meskipun bukan wilayah DKI Jakarta, AHY memahami dan menyadari betul pentingnya keselarasan dan seiring sejalannya antara Ulama dan Umara untuk membangun suasana yang rukun dan harmonis di dalam umat serta sebagai bentuk pemuliaan atas undangan apalagi dari seorang ulama kharismatik.
Tiba di lokasi, AHY didampingi Rico Rustombi Juru Bicara Tim Pemenangan Agus-Sylvi dan Kamhar Lakumani Kordinator Presidium #JUARA1 (Jakarta Untuk Rakyat) beserta rombongan.
Calon Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Jumat (6/1/2017), usai Sholat Subuh berjamaah dengan Ustaz Arifin Ilham di Mesjid Az-Zikra Sentul Bogor.
Selepas melaksanakan Sholat Subuh berjamaah yang diikuti sekitar 400-an orang jamaah, dilanjutkan dengan tauziyah dari Ustaz Arifin Ilham.
Pada kesempatan itu Ustaz menjelaskan sekilas profil dan konsep pengembangan pondok pesantren Az-Zikra.
Juga disampaikan tentang apresiasi kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ayahanda AHY yang dalam kepemimpinannya selama dua periode sebagai Presiden Republik Indonesia senantiasa merawat dan menjaga hubungan baik dengan Ulama termasuk juga para Habaib.
Harapan ini dititipkan pula kepada AHY yang Insya Allah jika terpilih memimpin Ibu Kota Negara Indonesia untuk menjaga dan melanjutkan tradisi SBY ini.
Jika Ulama dan Umara saling mendukung, Insya Allah, maka Allah mudahkan jalan terwujudnya kehidupan rakyat yang adil, makmur, sentosa.
Umara yang senantiasa dekat dengan ulama, politiknya pun politik dakwah, yakni berpolitik yang memandang dan menempatkan kekuasaan sebagai alat untuk mewujudkan kemaslahatan umat dengan menempatkan kepentingan bangsa dan negara sebagai yang utama dan terutama yang dibangun di atas keteladanan.
Kamhar Lakumani, Kordinator Presidium #JUARA1 sekaligus Pengurus Majelis Pimpinan Nasional KAHMI mengatakan seorang pemimpin mestinya merangkul dan memberi solusi, bukannya mengusir dan menggusur.
"Seorang pemimpin mestinya cerdas, kreatif, peduli dan senantiasa berada ditengah-tengah rakyatnya, bukannya membangun jarak dan hanya melayani dan mewakili kepentingan segolongan orang semata," katanya.
Dikatakan, seorang pemimpin mestinya memuliakan rakyatnya bukan menghinakan apalagi menistakan sistem kepercayaan mayoritas rakyatnya.
Dijelaskan, seorang pemimpin mesti tegas namun juga santun, bukannya arogan dan kasar yang mencaci dan memaki rakyatnya sendiri.