TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi tiga jenazah terakhir korban terbakarnya kapal KM Zahro Express.
Ketiganya teridentifikasi sebagai Arfiana (20), Eti Kurniati (22) dan Ani Maryani.
Demikian disampaikan Kepala Intalasi Kedokteran Forensik, Edy Purnomo, dalam serah terima jenazah di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (6/1/2017).
Dijelaskannya, Arfiana berusia 20 tahun, bekerja sebagai baby sitter dari korban yang sebelumnya teridentifikasi, Tjung Kho Lie (60). Keduanya beralamat di Jalan Kura Nomor 33, Pejagalan, Teluk Gong, Jakarta Utara.
Korban Eti Kurniati berusia 22 tahun adalah mahasiswi IPB, dan beralamat di Kawakilan 2, Desa Pasarean, Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dan Ani Maryani berusia 30 tahun berasal dari Ciawi, Bogor, namun tinggal di Lembang, Bandung, Jawa Barat.
Ketiga jenazah teridentifikasi berdasarkan kesesuaian data primer berupa rekam gigi dan pencocokan Deoxyribonucleic Acid (DNA).
Data sekunder berupa rekam medis, ciri fisik dan properti juga menunjukkan kesesuaian.
Properti yang ditemukan di jenazah Ani Maryani adalah arloji, cincin kawin dan hijab.
Edy mengakui ketiga jenazah baru bisa teridentifikasi belakangan karena fisik jenazah mengalami luka bakar 100 persen dan minimnya data ante-mortem dari pihak keluarga. Oleh karena itu, dilakukan pencocokan DNA.
Ketiga jenazah langsung diserahterimakan pihak rumah sakit kepada keluarga untuk dimakamkan usai pengumuman identifikasi tersebut.
Haru tangis keluarga korban menyelimuti prosesi serah terima jenazah.
"Kami berharap keluarga korban ikhlas dan sabar. Semoga korban mendapatkan khusnul khotimah dan diterima semua amal baiknya," ucap Edy.
Dengan teridentifikasinya ketiga jenazah terakhir tersebut, maka sudah seluruh atau 24 jenazah korban kecelakaan KM Zahro Express yang ditemukan berhasil teridentifikasi oleh tim DVI Polri.
Meski begitu, Edy menyatakan tim DVI Polri siap melaksanakan proses identifikasi lanjutan jika ditemukan kembali korban lainnya.
Kapal wisata KM Zahro Express yang mengangkut lebih 200 penumpang dari Muara Angke menuju Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, terbakar pada Minggu pagi, 1 Januari 2017.
Kejadian tersebut mengakibatkan puluhan penumpang mengalami luka-luka dan baru 24 jenazah yang ditemukan.
Memasuki hari keenam, Badan SAR Nasional (Basarnas) masih melakukan pencarian korban kapal Zahro Express.
Kepala Kantor SAR Jakarta, Hendra Sudirman mengatakan pihaknya bersama tim gabungan masih belum menemukan korban.
Meski sempat diprediksi korban tenggelam akan mengapung ke permukaan pada hari ketiga atau keempat, namun hingga kini belum menunjukkan adanya tanda-tanda korban hilang.
"Kami melakukan pencarian di dua wilayah, yakni di permukaan dan under water (dasar laut) bersama spesial grup SAR. Belum menemukan apa pun, masih nihil," kata Hendra di Pelabuhan Kali Adem.
Ia mengatakan untuk wilayah pencarian masih sama dengan hari-hari sebelumnya.
Seperti diketahui, dalam 18 jam pencarian di hari pertama dan kedua, wilayah pencarian berada di 151 nautical miles square dari titik lokasi kejadian.
"Sekarang, wilayah pencariannya masih seperti kemarin, di 240 nautical miles," kata Hendra.
Basarnas juga telah mengerahkan 12 kapal milik Basarnas, TNI AL, Polisi, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) dan Kementerian Kehutanan untuk pencarian korban hilang.
Sebelumnya, pada Rabu (4/1/2017), tim SAR gabungan telah berhasil menemukan satu jenazah korban kapal Zahro Express.
Tim gabungan juga menemukan sebuah tas milik seorang korban yang hingga kini belum ditemukan jasadnya. (coz/ike)