TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jajaran kepolisian sampai saat ini masih melakukan penyelidikan mendalam, terkait tewasnya mahasiswi Indonusa Esa Unggul.
Tri Ariyani Puspa Arum tewas akibat luka tusukan di leher dan punggung di sebuah kamar kos, di Jalan H Asmat Jiung, Perumahan Kebon Jeruk Baru, Jakarta Barat, Senin (9/1/2017).
Polisi menyebut sebelum tewas, Arum diduga sempat memberikan perlawanan kepada pelaku.
Hal tersebut berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Baca: Polisi Semalam Suntuk Lakukan Olah TKP di Lokasi Tewasnya Arum
Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk, AKP Andriyanto S Randotama, Selasa (10/1/2017), mengatakan petunjuk Arum melakukan perlawanan adalah ditemukannya luka sayatan di telapak tangan kirinya.
"Ditemukan ada luka di telapak tangan kirinya itu. Diduga kuat, Arum melakukan perlawanan ke pelaku," kata AKP Andriyanto.
Luka tersebut bisa menggambarkan bila korban mencoba mempertahankan diri saat pelaku menyerangnya.
"Contohnya, Arum menangkis serangan senjata tajam (Sajam) saat pelaku menyerangnya," kata dia.
Baca: Delapan Orang Dekat Arum Diperiksa Polisi
Pria yang akrab disapa Andry tersebut mengatakan tewasnya Arum diakibatkan dua tusukan dalam yang ada di leher dan di punggungnya.
Ia mengatakan, sekejap darah mengalir deras ke lambung hingga Arum pun tewas.
"Jadi ada dua luka dalam seketika menyebabkan darahnya Arum mengalir deras menuju perut. Alhasil, Arum seketika tewas. Bentuk pada lukanya itu lurus, di dua sisi kanan dan kiri," katanya.
Dikatakan Andry, polisi mendapati temuan baru terkait hal kematian Arum.
Baca: Sang Ibu Ingin Pembunuh Mahasiswi di Kebon Jeruk Cepat Ditangkap
Dijelaskan Andry diduga kuat adanya luka di dua bagian tubuh Arum akibat benda tajam.
"Kita memang mendapati ada empat temuan baru yang di punggung korban Kuat dugaan semua luka tersebut, yakni akibat dari benda tajam yang dibawa pelaku. Namun, saat ini kami masih mencari benda tajam tersebut," katanya.