TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah netizen menyesalkan sebuah peristiwa di kasus pembunuhan mahasiswi. Andai saja hal ini dilakukan mungkin nyawa Murniati bisa diselamatkan, Jumat (13/1/2017).
Suara kekecewaan netizen muncul melalui kolom komentar berita di bawah ini.
Baca: Murniati Sebelum Tewas Nangis dan Teriak Ambil Saja Apa yang Kamu Mau
Beberapa netter menyesalkan kenapa tetangga yang mendengar cekcok dan ribut-ribut tak langsung keluar untuk menolong atau minimal lapor Ketua RT bila takut.
"Jd tetangga jg jgn cuek2 amatlah, kl memang denger suara jerit2 ya ditolongin, kl mmg ga berani, ya tinggal laporan sm pak RT dan warga, biar di cek.. Jgn mlh diem aja.." Tulis akun Facebook dengan nama Anna Anne.
"Gk ada guna hidup bertetangga klo ada orang menjerit jerit teriak2 tp satupun tetangga gk ada yg mau nolong sungguh teganya," imbuh akun dengan nama Maya Sima.
"Tetangganya dah denger ribut" suara benturan kok masih diem aja," komentar Cendany Putri.
Sementara komentar lain netizen mengaku kaget dengan motif pembunuhan yang mengarah pada perebutan warisan.
Peristiwa yang disesalkan netizen
Seperti diberitakan sebelumnya mahasiswi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Muniarti (20) ditemukan tewas.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana mengatakan, pelaku adalah AR (31) yang merupakan kakak laki-laki Murniati.
Sebelum tewas tetangga mendengar suara cekcok.
Nelawati (26) yang sebelumnya tertidur pulas mendadak terbangun setelah mendengar suara gaduh di rumah sebelah.
Usai terdengar cek-cok, suara ia juga mendengar suara benturan ke dinding bertubi-tubi.
Ia lantas membangunkan suaminya, Paul Andra Priatna (33).
Jam menunjuk ke pukul 02.00, mereka berdua saling bertanya apakah gerangan yang terjadi di rumah sebelah.
Apalagi, mereka tahu, saat itu, Murniati (22), penghuni rumah sebelah, tinggal sendirian.
Paul yang sempat ingin keluar rumah, sempat dilarang oleh sang istri.
Tetapi rasa penasaran mereka kian membuncah.
Pukul 03.00, akhirnya mereka keluar dan berusaha memberitahukan warga lain, termasuk ibu Murni, Popong (47), yang tinggal di kampung yang sama.
"Saya dikabarin Pak Paul ada suara ribut di rumah anak saya. Katanya anak saya sampai nangis. Pak Paul katanya juga mendengar anaknya berteriak 'ambil saja apa yang kamu mau'," jelas Popong ditemui di kediamannya, Selasa (9/1/2017) lalu.
Popong yang datang bersama warga kemudian membuka pintu rumah dengan kunci cadangan.
Bagai mimpi buruk, Popong mendapati anaknya yang sudah tak bernyawa.
"Dia sudah meninggal dengan keadaan terlentang. Saya kaget sekali. Ada luka di beberapa bagian wajahnya," terangnya.
Warga kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Cipayung.
Polisi yang mendatangi lokasi kejadian, segera memasang garis putih di rumah bercat putih itu.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan, polisi menduga, Murniati tewas dibunuh.
Kapolsek Cipayung Kompol Dedi Wahyudi menjelaskan, sejumlah saksi sudah diperiksa, termasuk tetangga korban yang mengaku mendengar percekcokan antara Murni dengan orang yang diduga membunuhnya.
"Ada luka di pelipis bagian kanan, pipi dan di bagian bibir. Diduga ada penganiayaan terhadap korban," katanya.
Hal yang disesalkan netizen dalam peristiwa itu adalah tetangga korban yang mendengar cekcok serta benturan-benturan di dinding yang diduga aksi penganiayaan tapi tak segera keluar untuk menolong. (*)