TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bekas Kepala Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Weku Frederik Karuntu hari ini menjalani pemeriksaan di Polres Jakarta Utara terkait tewasnya Amirulloh Adityas Putra (19), yang dianiaya seniornya.
Dalam tiga jam pemeriksaan, sejak pukul 09.00 - 12.00, kepada penyidik ia mengaku selama menjabat, dirinya sudah melakukan tugasnya sesuai dengan prosedur.
"Saya jelaskan seperti kejadian (penganiayaan) itu yang terjadi di STIP memang betul dengan penanganan SOP. Ditanya apakah sudah berjalan, ya saya katakan sudah. Selain itu, apakah saya sudah hadir setelah kejadian itu. Ya karena itulah SOP yang harus kita laksanakan. Jadi, apapun yang sudah dilaksanakan itu, sudah saya kerjakan dengan baik," kata Weku usai menjalani pemeriksaan di Mapolres Metro Jakarta Utara, Jumat (13/1/2017).
Perihal pertanyaan yang diajukan penyidik, Weku tak membeberkan lebih detil.
"Saya tak hapal. Ada berapa pertanyaan yang diberikan ke saya dari penyidik. Masih seputar di STIP. Secara kronologi itu ya cara standar kepolisian. Saya sudah jelaskan semuanya kok," katanya.
Ia mengaku selama ini pengawasan di STIP memang sudah ada.
"Kenapa lolos, itulah investigasi hasilnya seperti apa. Ini suatu kelemahan kami tapi hasil dari tim investigasi saya belum dapat. Kelemahan itu yang akan kita tingkatkan," ujarnya.
Seperti diketahui, Amirulloh tewas setelah dianiaya lima seniornya di Gedung Dormitory Ring IV Kamar M 205 STIP Marunda, Cilincing, Jakarta Utara pada Selasa (10/1/2017) malam.
Kelima pelaku kini sudah diamankan oleh kepolisian.