TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembunuhan Tri Ari Yani Puspa Ningrum (22) alias Arum, gelap gulita.
Polisi belum mengantongi nama pelaku pembunuhnya.
Sejumlah orang yang berada di sekitar korban di jam sebelum dan sesudah pembunuhan memiliki alibi kuat bahwa mereka tak terlibat.
Ezeugwu Clivert (31), tetangga kamar korban yang memberi kesaksian ada seorang pria codet berbicara dengan korban, Minggu (8/1/2017).
Ia pun mengaku mendengar suara ribut-ribut di kamar korban, Senin (9/1/2017) pagi, membuktikan bahwa keterangannya benar.
Kesaksian Clivert berdasarkan apa yang ia lihat dan dengar sendiri.
Tak ada orang lain saat ia melihat dan mendengar.
Namun, pria codet yang ia ceritakan memang benar-benar ada.
Baca: Misteri Seorang Wanita dan Pembunuhan di Waktu Sempit Dalam Kasus Tewasnya Arum
Berdasarkan informasi, pria itu adalah seorang guru SD yang pernah beberapa kali bekerjasama dengan korban dalam suatu acara.
Bahkan pria tersebut datang saat pemakaman korban.
Sedangkan soal ribut-ribut yang diceritakan Clivert di pagi hari, sebelum korban ditemukan terbunuh, alasan Clivert pun masuk akal.
Clivert mengaku mendengar suara ribut itu samar-samar, pukul 07.17, Senin (9/1/2017).
Dia mendeteksi itu sebagai dua suara perempuan dengan nada tinggi dan rendah.
Dia mendengar itu, lantaran terbangun setelah ditelepon pacarnya.
Setelah ponsel Clivert di cek polisi, dia memang menerima telepon dari pacarnya di pagi hari itu.
Telepon itulah yang membuatnya terbangun dan mendengar suara gaduh tersebut.
Sedangkan keluarga korban, mencurigai pria bercodet sebagai pelaku pembunuhan.
Munculnya kecurigaan tersebut lantaran pria tak dikenal itu berada di sekitar lokasi kejadian sebelum korban ditemukan tewas secara mengenaskan.
"Saya mencurigai dia (pria bercodet), soalnya kata saksi juga pria itu ada di sekitar kosan sekitar jam setengah tujuh," ujar Ibu Puspa Arum, Ratna (47) kepada wartawan di Polsek Kebon Jeruk, Kamis (12/1/2017).
Tapi kecurigaan itu pun patah setelah penyidik memeriksa pria bercodet tersebut.
Pria itu memberi keterangan pada saat jam pembunuhan diduga terjadi, antara pukul 07.30 - 08.00, Senin (9/1/2017).
Kepada penyidik dia mengaku sedang berada di sekolah dan sedang mengajar.
Penyidik sudah mengecek alibi tersebut dan berdasarkan keterangan saksi di sekolah, pria codet itu memang sedang mengajar.
Periksa CCTV
Sementara itu, polisi kini mencoba memeriksa rekaman CCTV untuk mendapat gambaran siapa pembunuh Arum.
Ada beberapa kamera CCTV yang terpasang di satu rumah yang berada di sekitar rumah kos korban yang diincar polisi untuk diperiksa.
"Malam ini kami akan periksa rekaman CCTV yang terpasang di salah satu rumah. Mudah mudahan itu menjadi kuncinya," ujar Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk, AKP Andryanto S Randotama kepada wartawan, Kamis (12/1/2017).
"Dari rekaman tersebut kemungkinan kita dapat menentukan motifnya pembunuhan atau perampokan," kata Andryanto
Namun, pemeriksaan rekaman CCTV sempat tertunda lantaran pemilik rumah tersebut tengah berpergian sehingga polisi harus menunggu.
"Pemiliknya sedang pergi berlibur sehingga kami harus menggu kepulangan pemilik rumah yang akan kembali pada malam nanti," kata Andryanto.