TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyinggung program pesaingnya, Agus Harimurti Yudhoyono, soal bantuan langsung tunai Rp 5 juta per tahun untuk warga Jakarta yang tidak mampu.
Ahok menyinggung program itu saat acara peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1438 Hijriah yang diadakan Relawan Nusantara (RelaNU) di Posko RelaNU, Jalan Taman Patra X, nomor 7, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (15/1/2017).
"Ibu kan langsung di lapangan, ketemu orang-orang. Misal ada pasangan calon kasih Rp 5 juta setahun. Saya anggap itu benar karena bapaknya kaya bisa kasih gitu ya," ujar Ahok.
Baca: Djarot: Berobat di Puskesmas dan Rumah Sakit Jakarta Gratis
Baca: Anies Sebut Jawaban Ahok Tidak Nyambung
Ahok sebut program Agus rentan disalahgunakan.
Ahok berkaca pada program beras miskin untuk warga tak mampu.
Pemerintah saat membagi-bagikan beras miskin, terkadang tak tepat sasaran.
"Kita kalau bagi beras raskin saja kadang yang miskin kebagian enggak tuh yang miskin? Enggak. Jadi namanya bagi duit belum tentu sampai," ucap Ahok.
Ahok membandingkan program Rp5 juta Agus - Sylvi dengan program unggulannya, Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Pemegang KJP mendapat bantuan pendidikan.
Contohnya untuk anak SMA sekitar Rp600 ribu satu bulan.
"Misal (program Agus) Rp 5 juta per tahun untuk keluarga miskin, anggap itu benar. Anak SMA sebulan saja dapat Rp 600 ribu. Setahun berarti Rp 7,2 juta. Berarti Rp 5 juta kalah dong. Itu satu anak, kalau dua anak berapa tuh," kata Ahok.
Ahok menjelaskan, telah memberlakukan bantuan pendidikan untuk masyarakat Jakarta yang berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri sebesar Rp 18 juta satu tahun.
Program itu dinami Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul.
"Kalau anaknya berhasil masuk perguruan tinggi negeri dapat berapa hadiahnya? Rp18 juta setahun. Jadi saya juga bingung. Denger Rp 5 juta langsung mau pindah dari saya," tutur Ahok.
Ahok membantah, programnya tak pro wong cilik, "Terus isu nya seolah-olah Ahok ini anti orang miskin. Benci orang miskin," Ahok menambahkan.