News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kebakaran Pasar Senen

Cerita Petugas Damkar Tidak Makan Berjam-jam dan Nyaris Terjebak di Kepungan Api

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas pemadam kebakaran memadamkan api yang membakar kios di bangunan Blok I dan Blok II Pasar Senen di Jakarta, Kamis (19/1/2017). Kebakaran di Pasar Senen tersebut terjadi sekitar pukul 04.43 WIB dan masih dalam penanganan petugas yang mengerahkan sedikitnya 50 unit mobil pemadam kebakaran. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah lebih dari 12 jam mencoba memadamkan api di Pasar Senen, Ujang (25), petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Jakarta Pusat belum kurang sedikitpun semangat untuk menyelesaikan tugasnya. Datang ke lokasi kejadian sejak pukul 04.00 WIB, dirinya terus bergantian dengan temannya memasuk ke dalam gedung untuk mematikan titik api.

"Tadi saya naik ke lantai tiga untuk memadamkan api di sana. Sekarang api sudah di lantai 2 dan 1," ujarnya di sela waktu istirahatnya kemarin.

Sambil mengguyur wajahnya yang memerah dengan air botol mineral, dia mengungkapkan bahwa si jago merah yang melahap Pasar Senen, Jakarta Pusat termasuk dalam kategori besar. Hal tersebut terbukti dari api yang hingga saat ini masih dalam proses pemadaman dan telah melaham hampir keseluruhan gedung blok II Pasar Senen.

Baca: Kebakaran Pasar Senen dari Tahun ke Tahun

Ketika dirinya berada di lantai 3 untuk memadamkan api, jarak pandang pun mulai menipis akibat kepungan asap sehingga hanya mengandalkan penglihatan seadanya untuk menuju jalan keluar. "Waktu sudah bingung mau keluar lewat mana, kita cuma bisa ikutin jalur selang air untuk keluar," terangnya yang hingga saat ini belum menyantap makanan sama sekali untuk mengisi perut.

Meski belum makan, bukan berarti menjadi penghalang dirinya untuk bekerja lantaran harus seperti semboyan Damkar yang berbunyi 'Pantang Pulang Sebelum Padam'. Setelah berjam-jam berhadapan dengan si jago merah, ada kendala yang menghambat kinerjanya untuk segera menghentikan titik api.

"Di sini tidak ada Hydrant, baik itu di dalam maupun di luar. Jadi untuk mengambil air kita dari Tugu Tani atau dari Gambir. Seharusnya untuk tempat seperti ini wajib ada hidran," jelasnya.

Baca: Inikah Biang Kerok Terbakarnya 1.012 Kios di Pasar Senen?

Hydrant ialah instalasi pemadam kebakaran yang dipasang secara permanen berupa jaringan perpipaan berisi air bertekanan terus menerus dan siap untuk memadamkan kebakaran. Dengan kebutuhan air yang banyak menyebabkan adanya pergantian mobil pengangkut air dan terlebih lagi jarak serta waktu tempuh dari titik air ke lokasi kejadian membutuhkan waktu.

Suasana Sepi

Saat pertama kali kemunculan api diketahui oleh petugas keamanan suasana di sekitar Pasar Senen, Jakarta Pusat sedang dalam keadaan sepi. "Saat itu saya lagi di lantai 5 blok 1, temen saya mangil katanya ada api. Langsung saya turun, dari luar sudah kelihatan asap. Karena masih subuh suasana juga sepi," kata Bonar (42) petugas keamanan Pasar Senen.

Sambil melihat kobaran api dari sisi luar blok 2 yang terbakar, dirinya menceritakan bagaimana kejadian bermula ketika sedang menjalankan tugasnya berjaga. "Api mulai muncul sekitar jam empatan, dan sampai saat ini masih dicoba untuk dipadamkan sama petugas damkar," jelasnya.

Menurutnya api bermula diantara perbatasan blok 2 dan 3 yang dengan cepat menjalar seketika membakar habis blok 2."Waktu itu teman saya langsung menghubungi damkar. Nggak lama kemudian mereka langsung datang dan sampai saat ini masih mencoba memadamkan," terangnya.

Baca: Kapolri: Polisi Investigasi Kebakaran Pasar Senen

Suasana Pasar Senen yang sehari-hari ramai oleh kedatangan pembeli hari ini berbeda karena banyak masyarakat yang datang untuk melihat. Lahan yang biasanya digunakan sebagai kahan parkir ramai oleh kerumunan orang yang melihat dan ada pula pedagang yang telah berhasil menyelamatkan daganganannya.

Terlihat titik api di lantai dua masih terus berkobar dan petugas damkar terus menyiramkan air ke dalam. Dari bagian luar nampak api sudah menjalar ke lantai satu tepat dibagian eskalator naik di blok 2.

Pedagang Pusing

Kebakaran yang melanda Blok I dan II Pasar Senen pada Kamis (19/1) dini hari, membuat ruko-ruko nyaris ludes terbakar. Pertokoan yang didominasi pedagang tekstil ini, membuat api menjalar ke beberapa bagian sisi gedung pasar. Beberapa pedagang bahkan sempat panik untuk segera menyelamatkan barang dagangannya, sebelum api menyambar kios yang memang belum tersentuh api.

Raut muka pasrah menyelimuti para pedagang yang hanya bisa menyaksikan tempat yang selama ini menjadi mata pencarian mereka, habis terbakar. Yuliana Safitri (40), salah satu pedagang yang kiosnya habis terbakar, hanya bisa menyaksikan kobaran api yang melahap rukonya.

Walau letak ruko Yuli, sapaan akrabnya, berada di tengah, ia membayangkan rukonya telah hangus.
"Saya mah sudah pasrah, mau gimana, ruko saya berada di tengah. Ini yang di pinggir saja sudah hangus terbakar," katanya, sambil menunggu rekannya membawa dagangannya.

Baca: Pasar Senen Terbakar, Ahok Kontak Direktur Utama Pasar Jaya

Sehari-hari, ibu dua anak ini hanya membantu sang suami berjualan baju anak-anak yang berada di blok I lantai dua. Namun, tempat ia mencari nafkah telah ludes dilalap si jago merah.
Hal serupa juga dialami Cicih (45).

Ia dan beberapa rekannya hanya bisa menyaksikan petugas pemadam kebakaran berupaya menaklukkan api, yang hingga 10 jam belum juga padam. Ruko yang ia tempati berada di blok I.

Wanita penjual tas ini belum sempat mengambil barang-barangnya di toko. Ia memperkirakan rugi ratusan juta rupiah. "Saya belum sempat ngambil barang. Orang tadi saya datang udah besar apinya. Lagi pula rumah saya jauh di daerah Pluit, jadi sampai sini sudah habis terbakar. Rugi pasti banyak, bisa ratusan juta," tuturnya

Cicih hanya bisa pasrah menghadapi musibah ini. Selama 12 tahun berjualan di Pasar Senen, ia sudah merasakan beberapa kali kebakaran. "Dulu kan juga sempat kebakaran ya, tapi sekarang kebakaran lagi. Pusing saya mas, mesti bagaimana cari uang lagi?" keluhnya.(tribunnews/yurike/dennis.rizal)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini