TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sylviana Murni, calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, dengan tegas mengaku siap untuk memimpin Jakarta bersama dengan pasangan calon gubernurnya, Agus Harimurti Yudhoyono.
Hal tersebut diutarakan Sylviana saat wanita yang kerap disapa Mpok Sylvi itu memberi sambutan di peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Almawaddah, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (5/1/2017) malam.
"Saya sudah berkali-kali shalat istikharah meminta petunjuk Allah SWT. Saya ingin mengikuti nasehat guru-guru saya, bahwa manusia terbaik adalah manusia yang paling banyak manfaatnya untuk manusia lain," ungkap Sylvi sambil mengutip hadits Nabi Muhammad.
Baca: Sentimen Agama Meninggi, Sylviana Murni: Semua Kita Rangkul
Baca: Sylviana Murni Tak Tahu Siapa yang Melaporkannya Terkait Masjid Al Fauz
Wanita yang menggunakan kacamata itu juga menegaskan bahwa di bawah kepemimpinan Agus-Sylvi, program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS) akan terus dilanjutkan.
Ia juga akan melanjutkan program Pendidikan Anak Usia Muda (PAUD), dan Madrasah.
"Kami juga akan memperhatikan leberlanjutan Posyandu, PKK, PAUD, dan Madrasah," tutur Sylvi.
Dalam kesempatan itu, Mpok Sylvi juga menyoroti kondisi rumah sakit di Jakarta yang masih kurang ideal.
"Dari sekitar 184 rumah sakit, ruang ICU (UGD) yang tersedia cuma sekitar 500-an. Idealnya, tiap rumah sakit memiliki 10 ICU. Dengan demikian kesehatan rakyat Jakarta akan bertambah baik," imbuhnya.
Sementara itu, KH Syukron Makmun dalam ceramahnya memuji program AHY-Sylvi yang ingin membangun Jakarta tanpa menggusur.
Seperti menyindir tindakan pemerintah yang sekarang, ia secara khusus bicara tentang penggusuran ini.
"Saya juga sudah bicara ke Mas Agus, kalaupun terpaksa menggusur rumah penduduk, jangan sampai mereka dijauhkan dari tempat asal lokasi gusurannya. Bangunlah rumah susun di tempat itu juga, agar rakyat tak kehilangan lingkungan dan pekerjaannya," kata KH Syukron.
Pengasuh Pondok Pesantren Darurrahman Jakarta ini menekankan bahwa rakyat kecil itu melekat dengan mata pencaharian mereka di tempat asalnya.
"Jadi jangan bunuh mata pencaharian rakyat kecil," tutur kiai kharismatik itu.