TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ratusan orang tiba-tiba menggeruduk rumah baru Presiden ke-VI RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (6/2/2017).
Di sana, mereka berorasi dan meneriakkan nama SBY.
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Iwan Kurniawan membenarkan peristiwa itu.
Menurutnya, kejadian itu berlangsung sekitar pukul 14.30.
Polisi telah melakukan pembubaran. "Benar (ada demonstrasi), tapi sekarang kondisi normal, sudah dibubarkan paksa," ujar Iwan kepada wartawan.
Para pendemo itu ternyata merupakan mahasiswa yang menamakan diri Silaturahmi Mahasiswa Indonesia.
Menurut Kepala Sub Bagian Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Purwanta, mereka adalah peserta jambore Cibubur.
Menurut Purwanta, para mahasiswa itu tidak berorasi persis di depan rumah SBY, yang merupakan pemberian Negara, namun hanya di dekatnya, persisnya di Jalan Mega Kuningan Timur VI.
"Massa aksi berjumlah sekitar 500 orang yang diangkut 11 unit bus dan dua unit Kopaja," ujar Purwanta.
Dalam aksinya, para pendemo membentangkan spanduk yang antara lain bertuliskan: Terapkan Nilai-nilai Pancasila kepada Pendidikan, Menolak dan Lawan Isu Sara Upaya Adu Domba Rakyat, Tolak dan Lawan Organisasi Radikal yang Anti Pancasila, dan NKRI Harga Mati.
Selain itu, peserta aksi juga membagi-bagikan selebaran kepada masyarakat yang kebetulan melintas.
Aksi mahasiswa di dekat rumah baru SBY tidak berlangsung lama. Sekitar pukul 14.45 WIB, sekitar 100 personil kepolisian pimpinan Kapolsek Metro Setiabudi, Ajun Komisaris Besar Murwoto, membubarkan aksi tersebut karena dilakukan tanpa izin.
Tidak diam
Menyikapi aksi mahasiswa tersebut, SBY tidak tinggal diam. Sekitar pukul 15.00 WIB, SBY memberikan tanggapan lewat akun media sosial Twitter. Terdapat lima cuitan SBY untuk menanggapi aksi unjuk rasa di dekat rumah pribadinya itu.
"Saudara-saudaraku yg mencintai hukum & keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak. *SBY*," tulis SBY.
"Kecuali negara sudah berubah, Undang-Undang tak bolehkan unjuk rasa di rumah pribadi. Polisi juga tidak memberitahu saya. *SBY*."
"Kemarin yg saya dengar, di Kompleks Pramuka Cibubur ada provokasi & agitasi thd mahasiswa utk "Tangkap SBY". *SBY*."
"Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak utk tinggal di negeri sendiri,dgn hak asasi yg saya miliki? *SBY*."
"Saya hanya meminta keadilan. Soal keselamatan jiwa saya, sepenuhnya saya serahkan kpd Allah Swt. *SBY*," demikian cuitan ayah dari Cagub DKI Agus Harimurti Yudhoyono itu. (Gopis Simatupang)