TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta Mimah Susanti menyadari, tak semua anggota pengawas pemilu (Panwaslu) di setiap tempat pemungutan suara (TPS) di Jakarta, menggunakan smartphone.
Sehingga, Mimah mengakui cukup sulit bila anggota Panwaslu tetap dipaksa mem-video-kan pemungutan dan penghitungan total suara Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta.
"Ada kesulitan teknis, mengingat tak semua anggota Panwaslu menggunakan handphone berbasis smartphone atau Android. Akan tetapi, kami targetkan operasional pertama kali ini, 70 persen dari seluruh TPS dapat melakukan pengawasan berbasis IT," katanya, Rabu (7/2/2017).
Menyosialisasikan pengawasan berbasis teknologi dan informasi, kata Mimah, diharapkan bisa melancarkan pemungutan suara di seluruh TPS.
"Kami mengharapkan pengawasan berbasis IT ini maksimal, karena selain melalui video, kami juga punya ceklis sebuah alat bantu pengawasan. Kita gunakan keduanya saat pemungutan dan penghitungan suara," tutur Mimah.