News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Tak Tahu Konsep Kesantrian, Pendemo PBNU Diduga Massa Bayaran

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Massa melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (8/2)

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Rangga Baskoro

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), Isfah Abidal Azis, menduga puluhan oknum yang melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor PBNU merupakan massa bayaran.

Massa yang mengatasnamakan dirinya sebagai Aliansi Santri Indonesia itu disebut tidak memahami prinsip mengenai kesantrian.

Pasalnya, saat ditanyakan mengenai asal muasal pesantren tempat mereka bernaung, sejumlah massa tidak bisa menjawabnya.

"Rekan-rekan yang datang mengatas namakan Aliansi Santri Indonesia. Sebelum kami tampung aspirasinya, kami tanya dulu, pastikan ke mereka. Kami tanyakan dari pesantren mana? Gak bisa jawab," ucap Isfah di Kantor PBNU, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (8/2/2017).

Karena itu ia menduga bahwa oknum-oknum tersebut merupakan massa bayaran.

Dugaannya semakin menguat ketika pihak kepolisian dan PBNU menanyakan hal yang lebih mendalam mengenai prinsip-prinsip kesantrian.

"Saya kira seperti itu (massa bayaran). Saya rasa mereka bukan santri dan tidak pernah di pesantren. Karena tidak bisa menyebutkan mereka dari pesantren mana, kami tanyakan beberapa prinsip terkait santri tidak bisa menjawab, akhirnya kami simpulkan mereka bukan santri. Yang putri juga begitu. Berkerudung, waktu kita tanya hal-hal yang sifarnya mendasar, mereka gak bisa jawab," ujarnya.

Pihaknya merasa tercederai karena menilai massa aksi datang dengan maksud dan tujuan yang tidak santun.

Isfah mengatakan bahwa PBNU selalu terbuka apabila ada sejumlah orang yang ingin menyampaikan aspirasi.

"Artinya melukai perasaan kami sebagai santri di NU, akhirnya kami gak bisa ngebiarin itu terjadi. Bagi kami, bagi NU, kami harus mempertahankan marwah dan hakikat NU. Kami simpulkan mereka massa bayaran," tegasnya.

Di sisi lain, Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Asep Guntur menyatakan aksi hanya berlangsung selama 2 menit.

Mereka hanya melalukan orasi sambil membentangkan spanduk berisi aspirasi.

Sebelum membubarkan diri, pihak kepolisian mengamankan sebanyak 5 orang untuk dimintai keterangannya terkait asal muasal mereka.

"Ada 5 orang yang kami bawa ke Mapolres. Kami hanya minta keterangannya saja terkait asal muasal serta maksud dan tujuan mereka saat melakukan aksi di depan PBNU," kata Asep.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini