TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Anies Baswedan-Sandiaga Uno akan menindaklanjuti temuan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI mengenai brosur 'kampanye hitam' yang ditemukan di wilayah Matraman, Jakarta Timur.
Sebelumnya, Panwaslu Jakarta Timur, Rabu (8/2/2017) kemarin, mengamankan empat orang penyebar brosur yang menjelek-jelakan pasangan Anies-Sandi di wilayah Pisangan, Matraman, Jakarta Timur.
Ada dua brosur yang disebarkan, yang pertama berjudul tokoh-tokoh hebat di belakang Anies-Sandi dan kedua yakni 10 kesalahan Anies-Sandi.
"Kami atas tim kampanye kepada pembuat brosur ini agar taubat. Kami akan terus mengawal proses hukumnya," kata Wakil Ketua Tim pemenangan Anies-Sandi Mohamad Taufik di Jalan Cicurug, Jakarta Pusat, Kamis, (9/2/2017).
Baca: Jelang Pencoblosan, Brosur Kampanye Hitam Beredar, Dua Orang Ditangkap
Baca: Kampanye Ahok Tak Berizin, Panwascam Cakung Adu Mulut Dengan Relawan
Taufik meminta penyelenggara pemilu serta aparat penegak hukum untuk menelusuri siapa dalang dibalik penyebar kampanye hitam tersebut.
Karena menurut Taufik tindakan tersebut telah menciderai demokrasi di Indonesia.
"Penegak hukum harus telusuri cari dalangnya, cari sampai akarnya. Agar Pilkada ini berjalan dengan baik dan jujur," katanya.
Taufik menduga kampanye hitam tersebut dilancarkan karena elektabilitas pasangan Anies-sandi yang terus meningkat.
Untuk diketahui berdasarkan survei Litbang Kompas, elektabilitas Anies-Sandi meningkat sebesar 9 persen dari Desember 2016 lalu.
Elektabilitas Anies-Sandi berdasarkan survei Litbang kompas sebesar 28,5 persen dari asalnya 19,5 persen dan menempatkannya pada posisi kedua di bawah pasangan Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) - Djarot Saiful Hidayat.
"Kalau mau menaikan elektabilitas pasangan sendiri dan menurunkan elektabilitas pasangan Anies-Sandi jangan begitu caranya," pungkas Taufik.