TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terhitung sudah seminggu lebih di sekitaran bibir pantai atau tak jauh dari bibir di Dermaga Pelabuhan Kali Adem (Muara Angke), Penjaringan, Jakarta Utara, diterjang berton-ton berbagai jenis sampah kiriman baik daratan atau Kepulauan Seribu, Senin (13/2/2017).
Di lokasi, petugas yang mengenakan seragam warna oranye sibuk mengangkut sampah yang mengapung di sekitaran bibir pantai dekat dermaga tersebut.
Pantauan Warta Kota, bau busuk menyengat sangat terasa ketika masuk Kawasan Dermaga Pelabuhan Kaliadem.
Bau busuk tersebut ternyata berasal dari tumpukan sampah di sekitaran jalur menuju Dermaga Pelabuhan Kaliadem.
Tumpukan sampah tersebut, merupakan hasil bentuk jerih payah para anggota Unit Petugas Kebersihan (UPK) Pesisir dan Pantai Suku Dinas Kebersihan (Sudinsih) Jakarta Utara di Pelabuhan Kaliadem.
Terlihat puluhan personel UPK itu hanya menggunakan alat pengangkut sampah sederhana.
Sedikit demi sedikit, sampah rumah tangga yang ketika itu tengah mengapung, diangkut dan ditaruh di dekat sebuah tong sampah.
Tong-tong sampah itu sudah penuh sampah setelah petugas mengangkutnya ke bibir Pantai Pelabuhan Kaliadem.
Terpaksa para petugas tersebut menaruh sampah-sampah tersebut tepat di sebelah tong sampah. Tak ayal tumpukan sampah pun timbul dan para petugas tengah menanti truk pengangkut sampah.
"Wuh! yah begini lah bang sampah di lautan. Semingguan, ada nih bang enggak berhenti-berhenti sampah datang ke sini terus," ungkap, salah seorang petugas UPK Pesisir dan Pantai di lokasi.
Petugas tersebut bernama Cahyadi atau akrab disapa Yadi (33). Yadi membenarkan sampah-sampah tersebut adalah sampah kiriman dari berbagai wilayah.
Ia mengatakan jika sampah-sampah yang tengah mengapung tak habis-habis selama satu minggu lebih.
"Sore sih bersih. Coba kalau malam, atau pagi hari. Waduh saya pusing, capek, enggak habis-habis sampahnya ini. Ya ini (sampah) ada, sebab orang-orang daratan atau di Pulau Seribu buang sampahnya kalau enggak ke saluran air, kali, pantai, atau di laut. Pokoknya di laut itu ada sampah kayak begini, pasti buangnya kalau enggak di kali ya di pantai lah pak," katanya.
Diakui pria yang sudah dikaruniai satu anak dan tinggal di Kawasan Tanjung Priok, mengatakan dalam sehari sekitar empat unit truk bolak-balik mengangkut sampah-sampah kiriman tersebut. Ia mengaku, hal ini sangat jarang terjadi.
"Ini sampah semingguan sudah terjadi. Dalam sehari saja, itu empat unit truk mengangkut sampah sudah ada sekitar dua kali bolak-balik lah ngangkutin sampahnya. Makanya, ini yang terparah pak menurut saya. Sudah manusianya itu buang sampah sembarangan tempat, ditambah lagi angin laut barat. Makanya, sampah-sampah ini larinya semua ke sini," katanya.
Penulis: Panji Baskhara Ramadhan