TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perolehan suara pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok - Djarot Saiful Hidayat, di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 masih tinggi mencapai 39,97 persen.
Padahal Ahok terjerat berabagai masalah, termasuk kasus penistaan agama.
Baca: HTI Makassar: Pemerintah Berhenti Musuhi Ulama
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) DKI Jakarta Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Tisna Assyirbuni, menyebut umat Islam harus mengevaluasi diri dan para ulama harus menguatkan pemahaman umat Islam di DKI Jakarta.
"Intinya perlu ada evaluasi dari ulama. Tentunya kita menguatkan, menyampaikan materi-materi akidah," ujar Tisna Assyirbuni kepada wartawan di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) HTI, Jakarta Selatan, Minggu (19/2/2017).
Kalaupun pasangan nomor urut 3 Ahok - Djarot di putaran kedua masih meraih suara terbanyak, Tisna Assyirbuni mengatakan hal tersebut merupakan harsil dari sistem yang berlaku di Indonesia, suka atau tidak suka terhadap hasiL tersebut.
Seperti sebelumnya, Pilkada DKI Jakarta diikuti oleh tiga pasang calon.
Pasangan calon nomor urut 1, Agus Harimurti Yudoyono - Sylviana Murni, hanya memperoleh 17,07 persen suara. Pasangan calon nomor urut 3, Anies Baswedan - Sandiaga Uno mendapat 39,97 persen.
Pada putaran kedua yang akan berlangsung pada april mendatang, pasangan Ahok - Djarot akan bersaing dengan pasangan Anies - Sandi untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017.